Sabtu, 24 November 2012

Familly Photo Session with Smallbites by Rittar

Waktu ikut di Seminar Tetralogy yang diadakan oleh Supermoms Indonesia, tidak ketinggalan juga ikutan kontes fotonya bertemakan "Anak dan Teknologi". alhamdulillah foto Kay menang dan kami pun dapat paket family photo dari Smallbites by Rittar.


Nah ini lah Hadiah kami :)



Gadis Kecil

Gadis kecilku menjelang 2,5 tahun umurnya. Mulai menampakkan kemampuan imajinasi dan berpikir yang unik menurutku untuk anak seusia itu. Lucu, sederhana, kadang dibuat takjub bagaimana itu bisa muncul dari anak seusianya.

Perhatian kecil namun besar sekali menyentuh hati Bundanya. Menyentuh jauh ke dalam. Yang kadang menyentak kapan aku terakhir kali aku memberi perhatian kecil namun berarti untuk Mama.

"Bun, pelan-pelan turunnya nanti jatuh" ujarnya ketika aku menuruni anak tangga.
" Sini Bun berat" katanya sambil mengambil keranjang belanja yang belum terisi dg ringan ku bawa.
"Bun sakit ya, sinih" mengamit jariku yang terjepit pintu
"Kay sayang Bubun, sayang Didi" sambil memeluk kencang dengan senyum manja.

Ya itu gadis kecilku.

Ucapan-ucapan lucunya membuat kami geli tertawa.

"Didi mamam pohon ya "ujarnya dengan tampang aneh melihat Didi memakan daun kemangi
"Pinjam hidungnya Bun, lepas dong" tapi begitu aku membalas ia menjawab "Ga bisa hidung Kay nempel kuat"

ya itulah gadis kecilku :D


Selasa, 06 November 2012

Saya Stay at Home Mom, Kamu?

Pasti pernah dengar opini-opini tentang Stay at Home Mom (SAHM) vs Working Mom (WM). Kadang saya merasa aneh, saling mencibir padahal kita sama-sama perempuan. Bagi saya, apa pun itu, sama saja, toh balik-balik lagi perempuan adalah seorang ibu dan isteri. Tinggal bagaimana mereka memainkan perannya masing-masing.

Saya adalah SAHMSAHM pilihan saya ketika menikah. Calon suami pun saya beritahu beserta alasan-alasan. Awalnya dia ga yakin, mungkin takut saya bosan. Ketika saya mulai kelihatan bosan ini yang selaliu suami saya tanyakan "Bun mau Kerja ta?". Dan jawaban saya selalu sama, ibu rumah tangga adalah pilihan saya. Dan saya bahagia saya masih bisa memilih. Untuk sebagian perempuan mungkin tidak berada di posisi saya, ada keharusan dan keterpaksaan yang akhirnya membuat mereka harus menjadi WM atau SAHM

Jika WM di pandang sebelah mata, dan menjadi SAHM lebih baik, berarti pandangan kita terhadap wanita ga move on dong dari jaman Kartini dulu. Di mana anggapan wanita itu ya di rumah  kodratnya. Bekerja untuk sebagian wanita bisa jadi untuk membantu ekonomi keluarga atau untuk aktualisasi. Ada juga sebagian berpendapat istri perlu untuk bekerja, bila suami wafat, keadaan ekonomi keluarga masih tetap ada yang menyangga. Ada juga yang bependapat jika suami istri bercerai, istri masih sanggup membiayai diri dan anaknya. Jika untuk aktualisasi, apakah salah?tidak sama sekali. Saya pernah membaca, usia-usia produktif adalah usia dimana manusia butuh aktualisasi, butuh eksistensi dalam hidup, butuh pemberdayaan diri untuk meningkatkan kualitas hidup. Nah berarti ini kebutuhan secara psikis manusia kan. Berarti ga salah dong selama ia masih bisa mengatur kehidupan rumah tangganya dan tidak melepas tanggung jawab sebagai seorang isteri dan ibu. Toh kehidupan tiap pintu rumah itu beda-beda dan tidak bisa disamaratakan. 

Jika anggapan SAHM lebih mudah dan santai dibanding WM, karena tidak menghadapi tumpukan kerjaan, tidak pusing  manajemen ASIP karena tiap menyusui bisa kapan saja, atau tidak harus kena omelan atasan setiap hari, tidak menghadapi macet, bisa tidur siang, santai. Bagi WM bekerja sehari adalah delapan jam atau lebih, bagi SAHM seluruh waktu dalam sehari  dihabiskan untuk bekerja. Mulai dari mengurus keperluan anak, suami, rumah tangga. Bahkan kadang mengurus dirinya sendiri tidak sempat. Tanggung jawab mengasuh dan mendidik anak juga terasa lebih berat. "Ibunya dirumah kok ga becus mengurus anak" haaah!!pernah dengar pendapat seperti itu kan. Sangking sibuknya berjibaku dengan tetek bengek urusan rumah tangga, tak ada lagi wak tu bersosialisasi, meningkatkan potensi diri, merasa bahagia, dan menikmati "me time". Sumbu kesabaran terhadap anak pun kadang lebih pendek, cepat tersulut ketika urusan rumah tak terhandle baik dan anak rewel.

SAHM dan WM mempunyai peran yang berbeda tapi tetap sama sebagai seorang ibu dan isteri. Saling menilai negatif tidak menjadikan diri kita lebih baik juga kan. Pernah melihat foto gambaran tentang super mom yang sering dipasang di profile pic BB? seorang wanita dengan tangan yang banyak, satu tangan memegang sapu, pel-pelan, alat masak tangan lain memegang anak yang sedang menangis, dan sebagian lainnya memegang laptop. Mau itu adalah SAHM atau WM, bukankah dengan menjadi seorang Ibu sudah menjadiikan diri kita adalah SUPER MOM .