Selasa, 30 Desember 2014

Menjajal Bumi Cibodas


Gara-gara main di Curug Cileumber, kami jadi ingin membawa anak-anak kemah. Berdasarkan browsing, cerita teman, dan lokasi yang deket, kami memutuskan bumi perkemahan Mandalawangi, Cibodas. Sebenarnya musim hujan agak ketar-ketir juga, tapi berdoa yang banyak supaya cuaca cerah ceria. Ternyata alhamdulillah cuaca cerah, hujan paling hanya rintik aja. Rombongan kami terdiri dari dua keluarga. Jadi 4 dewasa, 2 anak 4 tahun (Arka dan Kay, serta anakku Ale, 1.5 tahun.

Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi sehabis solat Subuh untuk menjemput. Mas Wawan sekeluarga. Liburan natal, long weekend, sudah pasti akan macet ke arah Puncak. Tapi pemandangan hijau, kebun teh, kabut yang menggantung, duhhh nggak  bisa nggak bikin senyum. Ini pertama kalinya aku ke daerah Puncak, lihat kebun teh. Memang benar-benar refreshing rasanya.


Sampai Mandalawangi, parkirannya penuh. Hoooo, ramai juga ternyata. Kami membayar tiket masuk @25ribu per orang. Teman kami, keluarga mas Wawan, menyewa tenda, sleeping bad, nesting. Kalau kami membawa perlekapan kemah sendiri. Harga sewa tenda ukuran 3 orang 70ribu,sleeping bag 30ribu, nesting 20ribu (kalau nggak salah ingat ya :p). Perlengkapan kemah yang kami bawa: tenda, sleeping bag, selimut, bantal, kompor, gas, galon air minum, sendok garpu, piring, gelas. Untuk makanan : spaghetti, saus bolognise yang sudah dibuat dari rumah, teh celup, gula, garam, telur, mie instan, aneka minuman instan seperti teh tarik, susu coklat, jahe merah, dan kopi. Untuk pakaian: aku tambahkan beberapa atasan untuk anak-anak karena aku pikir mereka  akan main di sungai atau main hujan-hujanan, jaket. Selain itu obat-obatan, peralatan mandi, gunting, tali rapia, selotip, plastik untuk sampah.


Laskar Pangrango :D

Mandalawangi sangat pas untuk aku dan anak-anak sebagai pemula dalam "kemping-kempingan". Di sini ada taoilet umum, warung yang bisa pesan antar (pelayanan memuaskan deh ini, bapak warung sampai tanya "Baru pertama kali ya ke sini, gimana kesan-kesannya?" . Meskipun makannya biasa aja, tapi jadi seneng beli di warung itu :D), dan ada musholanya. Penjual makanan pun juga banyak jadi nggak takut jauh dari mana-mana.

Ternyata lumayan juga naik turun tangga dari atas untuk mencapai ground. Barang-barang kami, dengan bantuan potter dibawa ke lokasi pilihan. Bapak-bapaknya sudah keder duluan bayangin bawa galon ke bawah hahaha. Sewa jasa potter sekali angkut 20ribu rupiah. Lokasi perkemahan di Mandalawangi dibagi jadi tiga bagian yaitu dekat sungai, dekat danau dan hutan pinus. Kami memilih dekat dengan sungai. Enaknya lokasi ini buat aku, dekat dengan toilet (semalamam bisa bolak-balik lima kali ke kamar mandi). Nggak enaknya ketika malam jadi nggak bisa tidur. Suara aliran sungai yang deras, berasa keinget rumah terus takut kebanjiran (biasalah ibu-ibu). Oh iya, bicara tentang toilet, untuk sekali menggunakan toilet dikenai biaya Rp 2000. Lumayan juga nih cost untuk ke kamar mandi kalau dihitung-hitung. Satu orang bisa lebih dari lima kali, nah satu keluarga bisa dihitung sendiri ya. Siapin aja uang recehan dua ribu rupiah.

Didi mendirikan Tenda
Sementara Didi mendirikan tenda, anak-anak menjelajahi hutan pinus. Daerah ini cukup sepi, kayaknya nggak terlalu banyak yang memilih lokasi disini. Mungkin karena cukup jauh dari kamar mandi.


Anak-anak di hutan pinus



Setelah selesai main di hutan pinus, anak-anak nyobain tenda, Main-main sambil ngobrol. Anak-anak selanjutnya ingin nyembur ke sungai. Di temani Didinya, mereka seneng banget main air, meskipun dingin tetep seru aja. Habis main di sungai, ganti baju dan saatnya tidur siang menjelang sore alias udah kesorean tapi ngantuk

Kecapekan main air, semua tepar ditenda untuk tidur siang. Bangun-bangun sekitar setengah tigaan. Waktu berjalan lambat sepertinya. Beda dengan keseharian yang biasanya diburu-buru waktu. Kami akhirnya jalan-jalan ke area danau. Pemandangannya bagus di daerah danau untuk foto-foto keluarga hihihi. Tapi menurutku kalau lokasi di dekat danau untuk berkemah dengan anak-anak kecil, khawatirnya lepas dari pengawasan terus terlalu dekat main di danau, bisa jadi hal yang tidak diinginkan.  Aku memutuskan untuk nggak naik perahu, sedangkan yang lain pada mencoba. Heboh di tengah danau, karena pada takut kapalnya goyang dan air masuk ke kapal. hahaha seruuu.


 Selesai menjelajah daerah danau, kami kembali ke tenda. Sorenya, Bapak-Bapak menyiapkan api unggun untuk membantu penerangan dan juga mengurangi dingin. Oh iya di warung juga tersedia minyak tanah dan kayu bakar. Minyak tanah sebotolnya Rp 10ribu. Semalaman kami habis dua botol minyak tanah dan sekatung kayu bakar. Makan malam, kami memesan nasi goreng di warung. Menjelang malam sekitar jam 9, anak-anak mulai ngantuk dan satu persatu masuk ke dalam tenda. Gerimis juga mulai turun, pas sekali untuk tidur. 

Paginya, udaranya dingin, sejuk banget, duh nggak bisa ya dapet udara pagi seperti ini setiap hari. Minuman hangat menjadi teman menyambut kabut. Satu persatu anak-anak bangun. Kami duduk-duduk di pinggir sungai, sambil nyeruput teh tarik anget dan nyemil gemblong. Nikmat banget deh, bener-benr refreshing. Urusan di rumah lupa seketika hihi. Setelah semua mandi, kami jalan keluar dari Mandalawangi. Melihat-lihat warung-warung pinggir jalan sambil cari sarapan. Kabut mulai turun membawa rintik hujan. Cuaca hari itu mendung dan hujan rintik terus. Setelah solat jumat, kami pun beberes dan siap melanjutkan perjalanan pulang. Perjalanan pulang kami melalui hujan deras. Ada daerah sekitar puncak yang habis mengalami longsor. Boook deg-degan juga, alhamdulillah lancar sampai di rumah.


Pengalaman yang sangat menyenangkan kemah kali ini. Kesan yang baik untuk pengalaman pertama biar nggak kapok. Meskipun pulang badan remuk semua tapi hatinya pool seneng. Untuk pemula seperti keluarga kami, Mandalawangi pas untuk pertama kali kemah. Fasilitas lengkap, warung, kamar mandi, mushola. Kemah selanjutnya kami berencana mencoba lokasi lain di Mandalawangi, sepertinya hutan pinus cukup nyaman. 


Sabtu, 20 Desember 2014

Belanja Mainan Gratisan

Anak-anak kami bisa dibilang jarang minta dan dibelikan mainan. Kami sepakat membeli mainan hanya pada ulang tahun saja. Selebihnya kita hanya liat-liat saja di toko mainan. Ale mungkin belum mengerti banget, kalau kakaknya, Kay sudah bisa meminta mainan favorit untuk kado ulang tahun. Biasanya bisa ganti tiap bulan keinginannya. Seperti untuk ulang tahun ke limanya ini nanti ia minta scooter, ganti gitar ukulele, ganti sepatu ice skating. Oalaaaah bingung kayaknya karena hanya pilih satu mainan saja hihihi.
Siapa sih yang nggak suka dapet gratisan. Begitu dapat info tentang tukar poin telkomsel bisa ditukar voucher belanja. Langsung deh milih-milih mau belanja apa hihihi. Pilihannya ternyata tinggal Gramedia, toys kingdom, voucher makan, atau kaos MU. Sebenernya ini poinnya Didi, uda tergoda untuk ditukar kaos MU. Akhir memutuskan poinnya buat mainan anak-anak aja deh hihihi.
Sabtu ini, kami ke Toys Kingdom Margocity. Anak-anak boleh memilih mainan apa aja yg mereka mau sebesar jumlah vocher. Kakak bingung deh, antara gitar, mainan masakan, atau berbau princess2an. Akhirnya memilih mainan tea set gitu. Ale dibelikan mainan edukatif. Lumayan mainannya dapet gratisaaaan.





Senin, 15 Desember 2014

"Bun, Allah itu manusia?"

Semakin hari pertanyaanmu semakin menantang nak. Sungguh deh, tapi Bun seneng melihat caramu berpikir. Maafkan ya nak, nggak semua jawaban Kay puas dapatkan. Alhamdulillah, Bun di kelilingi temen2 yang baik dan pinter2 bisa jadi tempat Bun bertanya.
"Bun rasullullah kan manusia. Allah manusia bukan? Rasullullah bertangan, bermuka, berkaki, Allah juga ga?"
Antara seneng dan senep nak, Bun dapet pertanyaan itu. Bun takut salah jadi dikeep dulu ya. Bun akan rangkai kata2 yang mudah dimengerti Kakak.
Oia bun juga bertanya dengan temen2 Bun, jawabannya bagus banget naaak.
" Mba Nina, usia 4 th sdh bisa ditalaqi ayat pendek.. Surah alikhlas menjelaskan ttg Allah.. Ajak aja ngobrol base on surah tsb.. Allah tidak dilahirkan dan tidak melahirkan, tidak ada yg menyamainya.. Jd kita tidak tahu bagaimana bentuk Allah.. Tapi kita yakin Allah itu ada.. "
Nah Bun sudah siap jawabannya, ayooo kita belajar sama-sama lagi.

Sabtu, 13 Desember 2014

Kenapa Bumi itu Bulat, Bun?

Dulu, ketika masih usia dua-tiga tahun, Kay sering menanyakan semua hal dengan satu pertanyaan, "apa ini (atau itu)?". Semua ditanyakan, bahan diulang-ulang. Bisa juga ia memberondong apa ini, apa itu lalu kembali ke pertanyaan awal. Itu lumrah. Semua anak begitu kan. Bertanya adalah cara anak memahami dunia mereka. Sama saja seperti orang dewasa di tempat baru, kantor baru atau lingkungan baru, butuh mengerti segala hal dan pasti akan mempertanyakan apa yang baru itu baginya.

Makin kesini pertanyaan bukan sekedar apa ini atau apa itu. Kemampuan berpikirnya mulai terlihat berkembang. Bukan sekedar ingin tahu, tapi ingin mengerti alasan semuanya. "kenapa, kenapa, kenapa, dan kenapa". Kenapa hujan? Kenapa adek nenen? Kenapa harus mandi? Kenapa bun berjilbab?. Hal yang biasa terjadi sehari-hari dan menjadi hal wajar bagiku, bagi anakku mungkin itu ajaib, luar biasa, aneh. Hmm mungkin aku yang menganggap semuanya biasa dan berhenti bertanya dan mencari tahu. Mungkin juga ya. Tapi karena Kay, aku pun jadi ikut belajar memahami bahkan untuk hal yg terkecil pun.

Suatu siang, ia berceloteh tentang kado ulang tahun. Aku bilang minta sama Allah juga ya nak, biar bun diberikan rejeki. Lanjutnya ia bertanya, "kenapa kita berdoa? Gimana caranya doa dikabulkan Allah?". Kadang aku suka senyum sendiri mendengar setiap tanya anak empat tahun ini. Tubuhnya memang mungil tapi yang dipikirannya hal-hal yang kompleks, membuat Bunnya tak berkutik. Hahahaha.

Aku senang anakku bertanya. Artinya otaknya berkembang normal. Aku pernah mendengar orang tua yang berkomentar,  "bawel lo yaa, diem deh" pada anaknya. Memang kalau sudah bertanya tak henti, sedangkan pikiranku terbagi dan tanganku bekerja, berisik rasanya. Alhamdulillah, belum terlontar seperti itu. Jangan, jangan sampaiii. Dalam doaku, kutambahkan semoga Allah berikan aku sabar dan hatiku dilembutkan menghadapi anak-anak.

Hari ini, kay bertanya yang membuatku benar-benar harus bisa menjawabnya dengan baik.
"Apa isinya bumi bun?"
"gunung, laut, udara, awan, pulau"
"terus kenapa bumi bulat padahal kan kita lihatnya lurus-lurus aja"
"bagus sekali nak pertanyaan kakak, nanti kita cari tahu bareng-bareng ya"
Asliiii bun nggak bisa mikir sangking senengnya dan nggak tahu jawabannya apa hahaha. Kenapa ya? Hayooo ada yang tahu? Hihihi

Selasa, 09 Desember 2014

Kay's New Hobby

Waktu itu kami jalan-jalan di sebuah mall, Kay melihat sepatu roda terus minta sebagai kado pas dia ulang tahun. Awalnya sayang takut kebeli malah nggak dimainin. Nah ternyata bener awal-awal punya cuma dicoba beberapa kali. Emaknya sedikit nyesel membelikan huhuhu. Tapi akhirnya Kay jadi sering mainin dirumah daaaan dia bisa main dengan cara yang bener. Ihh kok bisa padahal nggak ada yang ngajarin. Yeiiii nggak jadi nyesel deh.

Pas ngemol lagi, nganterin Bun kopdar, anak-anak jalan sama Didi muter-muter mall. Nah saat itu pertama kali Kay lihat permainan ice skating. Pulangnya cerita itu terus dan minta ingin belajar juga. Glek!

Setelah ngobrol dengan Didi, kay kami kasih kesempatan nyoba dulu kalau suka boleh deh langsung lanjut. Kemarin, Kay untuk pertama kalinya memakai sepatu ice skating. Duh mukanya seneng banget waktu kami nunggu coachnya dateng.

Dan emang nyenengin banget melihat anak-anak kecil meluncur kesana kesini. Tunggu cerita selanjutnyaaa ya.