Gara-gara main di Curug Cileumber, kami jadi ingin membawa anak-anak kemah. Berdasarkan browsing, cerita teman, dan lokasi yang deket, kami memutuskan bumi perkemahan Mandalawangi, Cibodas. Sebenarnya musim hujan agak ketar-ketir juga, tapi berdoa yang banyak supaya cuaca cerah ceria. Ternyata alhamdulillah cuaca cerah, hujan paling hanya rintik aja. Rombongan kami terdiri dari dua keluarga. Jadi 4 dewasa, 2 anak 4 tahun (Arka dan Kay, serta anakku Ale, 1.5 tahun.
Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi sehabis solat Subuh untuk menjemput. Mas Wawan sekeluarga. Liburan natal, long weekend, sudah pasti akan macet ke arah Puncak. Tapi pemandangan hijau, kebun teh, kabut yang menggantung, duhhh nggak bisa nggak bikin senyum. Ini pertama kalinya aku ke daerah Puncak, lihat kebun teh. Memang benar-benar refreshing rasanya.
Sampai Mandalawangi, parkirannya penuh. Hoooo, ramai juga ternyata. Kami membayar tiket masuk @25ribu per orang. Teman kami, keluarga mas Wawan, menyewa tenda, sleeping bad, nesting. Kalau kami membawa perlekapan kemah sendiri. Harga sewa tenda ukuran 3 orang 70ribu,sleeping bag 30ribu, nesting 20ribu (kalau nggak salah ingat ya :p). Perlengkapan kemah yang kami bawa: tenda, sleeping bag, selimut, bantal, kompor, gas, galon air minum, sendok garpu, piring, gelas. Untuk makanan : spaghetti, saus bolognise yang sudah dibuat dari rumah, teh celup, gula, garam, telur, mie instan, aneka minuman instan seperti teh tarik, susu coklat, jahe merah, dan kopi. Untuk pakaian: aku tambahkan beberapa atasan untuk anak-anak karena aku pikir mereka akan main di sungai atau main hujan-hujanan, jaket. Selain itu obat-obatan, peralatan mandi, gunting, tali rapia, selotip, plastik untuk sampah.
Laskar Pangrango :D |
Mandalawangi sangat pas untuk aku dan anak-anak sebagai pemula dalam "kemping-kempingan". Di sini ada taoilet umum, warung yang bisa pesan antar (pelayanan memuaskan deh ini, bapak warung sampai tanya "Baru pertama kali ya ke sini, gimana kesan-kesannya?" . Meskipun makannya biasa aja, tapi jadi seneng beli di warung itu :D), dan ada musholanya. Penjual makanan pun juga banyak jadi nggak takut jauh dari mana-mana.
Ternyata lumayan juga naik turun tangga dari atas untuk mencapai ground. Barang-barang kami, dengan bantuan potter dibawa ke lokasi pilihan. Bapak-bapaknya sudah keder duluan bayangin bawa galon ke bawah hahaha. Sewa jasa potter sekali angkut 20ribu rupiah. Lokasi perkemahan di Mandalawangi dibagi jadi tiga bagian yaitu dekat sungai, dekat danau dan hutan pinus. Kami memilih dekat dengan sungai. Enaknya lokasi ini buat aku, dekat dengan toilet (semalamam bisa bolak-balik lima kali ke kamar mandi). Nggak enaknya ketika malam jadi nggak bisa tidur. Suara aliran sungai yang deras, berasa keinget rumah terus takut kebanjiran (biasalah ibu-ibu). Oh iya, bicara tentang toilet, untuk sekali menggunakan toilet dikenai biaya Rp 2000. Lumayan juga nih cost untuk ke kamar mandi kalau dihitung-hitung. Satu orang bisa lebih dari lima kali, nah satu keluarga bisa dihitung sendiri ya. Siapin aja uang recehan dua ribu rupiah.
Didi mendirikan Tenda |
Anak-anak di hutan pinus |
Setelah selesai main di hutan pinus, anak-anak nyobain tenda, Main-main sambil ngobrol. Anak-anak selanjutnya ingin nyembur ke sungai. Di temani Didinya, mereka seneng banget main air, meskipun dingin tetep seru aja. Habis main di sungai, ganti baju dan saatnya tidur siang menjelang sore alias udah kesorean tapi ngantuk
Kecapekan main air, semua tepar ditenda untuk tidur siang. Bangun-bangun sekitar setengah tigaan. Waktu berjalan lambat sepertinya. Beda dengan keseharian yang biasanya diburu-buru waktu. Kami akhirnya jalan-jalan ke area danau. Pemandangannya bagus di daerah danau untuk foto-foto keluarga hihihi. Tapi menurutku kalau lokasi di dekat danau untuk berkemah dengan anak-anak kecil, khawatirnya lepas dari pengawasan terus terlalu dekat main di danau, bisa jadi hal yang tidak diinginkan. Aku memutuskan untuk nggak naik perahu, sedangkan yang lain pada mencoba. Heboh di tengah danau, karena pada takut kapalnya goyang dan air masuk ke kapal. hahaha seruuu.
Paginya, udaranya dingin, sejuk banget, duh nggak bisa ya dapet udara pagi seperti ini setiap hari. Minuman hangat menjadi teman menyambut kabut. Satu persatu anak-anak bangun. Kami duduk-duduk di pinggir sungai, sambil nyeruput teh tarik anget dan nyemil gemblong. Nikmat banget deh, bener-benr refreshing. Urusan di rumah lupa seketika hihi. Setelah semua mandi, kami jalan keluar dari Mandalawangi. Melihat-lihat warung-warung pinggir jalan sambil cari sarapan. Kabut mulai turun membawa rintik hujan. Cuaca hari itu mendung dan hujan rintik terus. Setelah solat jumat, kami pun beberes dan siap melanjutkan perjalanan pulang. Perjalanan pulang kami melalui hujan deras. Ada daerah sekitar puncak yang habis mengalami longsor. Boook deg-degan juga, alhamdulillah lancar sampai di rumah.
Pengalaman yang sangat menyenangkan kemah kali ini. Kesan yang baik untuk pengalaman pertama biar nggak kapok. Meskipun pulang badan remuk semua tapi hatinya pool seneng. Untuk pemula seperti keluarga kami, Mandalawangi pas untuk pertama kali kemah. Fasilitas lengkap, warung, kamar mandi, mushola. Kemah selanjutnya kami berencana mencoba lokasi lain di Mandalawangi, sepertinya hutan pinus cukup nyaman.
sudah peranh kemari tapi belum pernah merasakan kemah di sana, kayaknya asik ya kemah di sana
BalasHapushayuk dicoba mbak..buat kami pengalaman yang menyenangkan..
HapusSeru banget sesi api unggunnya, Mbak. Saya dah lama ga ngeliat minyak tanah kayaknya. Duh, jadi mupeng. :)
BalasHapushihihihi...benerr seru...minyak tanah mahal juga sekarang..ayo dicoba mbak kemah disana..
HapusSeru banget sesi api unggunnya, Mbak. Saya dah lama ga ngeliat minyak tanah kayaknya. Duh, jadi mupeng. :)
BalasHapus