Selasa, 08 Mei 2012

Pede Bicara Seksualitas Pada Anak

Akhirnya bisa ikut seminar Bu Elly Risman. Kebetulan topiknya pas banget dengan yang saya tunggu-tunggu "Pede Bicara Seksualitas pada Anak". Memang sih anak saya Kay, 22 bulan, belum bisa bertanya tentang seksualitas, tapi kalau ditanya siap ga kalau tiba-tiba Kay bertanya?Hiyaaaa tentunya ga siap. Pendidikan anak utamanya dari rumah, saya merasa perlu membekali diri, jadi ketika Kay mulai bertanya saya pede menjawab, tidak merasa tabu sehingga menjawab dengan kebohongan.

Di awal seminar lucu nih dan bikin merinding juga. Mbak Mona bertanya alasan peserta datang ke acara tersebut. Ternyata memang pada kebingungan anak-anak mereka mulai bertanya seperti:
"Pak pacaran itu apa?" 
(ini seorang guru TK yang bercerita ditanyai muridnya, dan tahukah anda apa yang ada di pikiran anak TK tersebut tentang pacaran. Pacaran itu ciuman dan berpelukan....ya seluruh peserta mulai gelisah )
"Bu, fiesta itu apa?"
(cerita salah satu ibu yg pergi ke swalayan, dan anaknya melihat produk kondom)

Nah lo...Siapa yang bisa menjelaskan dengan bahasa yang sederhana yang dimengerti oleh anak?Apa kita mau marah pada anak kita atas pertanyaannya karena kaget dan tidak siap jawaban. Wah berarti pola pengasuhannya kuno!! :))
Apalagi anak-anak kita tumbuh di era digital yang semuanya mudah diakses bahkan orang tuanya memfasilitasi seperti games, Internet,televisi, HP, VCD, Komik, Majalah yang banyak mengandung unsur pornografi.



Menurut Bu Elly, kelas 4-5-6 SD pertanyaan yang wajar seusianya adalah:
"Kenapa payudara saya besar sebelah?"
"Kenapa tungkai kaki saya tidak sama?'
Bila anak Anda bertanya "ML (Making love) itu apa?" Orang tua harus waspada darimana anak tersebut mengetahuinya. Berdasarkan data, 56% anak di kelas ini sudah menonton pornografi. astagfirullaaah.
Kami, peserta, diperlihatkan tanyangan berita di salah satu stasiun TV ttg sekitar tujuh orang anak dibawah 10 tahun memperagakan video porno di HP milik salah satu anak. Sedih ya..
Usia ini sudah mulai mengenal berpacaran dengan cara BBMan, ngobrol di telepon, jalan bareng, pelukan.  Bentuk pelecehan yang sering dialami usia ini diperolok kata-kata porno, dipegang alat vital, dan lain-lain. Siapa yang melakukan?orang tidak dikenal, guru, teman, sopir.

Merindinggg!!!

Ayo para orang tua segera sadari kelalaian kita sebagai orang tua, karena apapun yang terjadi pada anak adalah tanggung jawab kita. Apa waktu kita cukup dengan anak? Tidak punya tujuan pengasuhan?Memberikan perangkat teknologi tanpa membekali anak tentang pengaruh negatifnya?
Masih banyak orang tua yang berkomunikasi dengan cara "jadul", tidak memahami perasaan anak, sehingga tidak mampu berkomunikasi positif.

Ketika Bu Elly bertanya siapa saja yang dipersiapkan mental dan informasi oleh orang tua tentang menstruasi dan mimpi basah. Jeng jeng..tidak sampai lima orang yang angkat tangan. Rubah perilaku parenting yang seperti orang tua kita lakukan.  Kita harus mempersiapkan anak laki-laki dan perempuan kita menuju dewasa. Jangan sampai terjadi sesuatu akibat salah pengasuhan kita.

Jelaskan dan ajarkan pada anak kita mengenai jenis-jenis sentuhan.  Sentuhan itu dapat digolongkan ke dalam tiga cara:
  1. Sentuhan baik/boleh , bahu ke atas (karena kasih sayang misalnya mengusap, membelai kepala, membedaki badan)
  2. Sentuhan yang membingungkan, menunjukkan kasih sayang dan nafsu. Misalnya mula-mula mengelus kepala, memeluk-meluk lalu tangannya meraba bagian tubuh dari bawah bahu sampai atas dengkul
  3. Sentuhan yang jelek , yaitu kalau seorang meraba-raba bagian yang ditutupi baju renang (paha, dada atau bagian yang dekat dengan kemaluan)
Mengajarkan hal ini memang tidak mudah. Oleh karena itu dimulai sedini mungkin dan jangan tergesa-gesa atau borongan, jangan pernah mengalihkan tanggung jawab ini ke pada orang lain seperti sekolah, guru, guru ngaji dll. Dan yang terpenting hadirkan Allah dalam berbicara hal ini pada anak.

Rasa ingin tahu anak seputar sek selalu bermula dengan yang dekat dengan dirinya, konsekuensi dari perkembangannya, dan ini wajar.  Orang tua harus siap memberikan jawaban sesuai usia, kemampuannya berpikir dan perkembangan emosinya.

Tips menghadapi pertanyaan:
  1. Tenang dan kontrol diri (relax)
  2. Tarik napas panjang "take it easy"
  3. Cek pemahaman anak
  4. Ceritakan yang anda rasakan. "wah mama kaget, ternyata kakak sudah besar bisa bertanya seperti itu"
  5. Jawab dengan pendek dan sederhana. Kalau belum menemukan jawaban TUNDA, tapi jangan terlalu lama dan tepati waktu menjawabnya.
Nah pembicaraan seksualitas ga jamannya lagi tagu untuk dibicarakan dengan anak. Saatnya rubah pola pengasuhan kita, sebelum terjadi yang tidak kita inginkan sebagai orang tua. Semoga review saya ini mudah dipahami dan bermanfaat buat para orang tua lainnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar