Ceritanya hari ini mau foto bareng dengan teman-teman di PGnya dengan tema nuansa merah. Untung punya baju warna merah. Jadi pembelajaran buat saya jangan keseringan beliin baju warna pink terus hahahaha. Saya suka banget sepatu boot tapi berhubung berhijab agak susah "mecinginnya".Terus mau makainya kemanaaa juga. Didi juga kalau cari sepatu seneng yang tipe serupa. Laah anak gadisnya juga ketularan sukaaa. Jadi tambah kece anak gadisku hihihi. Outfitnya di foto ini unbranded dari atas sampai bawah, masih bisa tampil oke kok hihi asal bisa padu padannya.
Kamis, 21 Februari 2013
Senin, 18 Februari 2013
My Man and My Lil Girl
Saya termasuk yang doyan motret. Liat objek bagus dikit (menurut saya), langsung deh cekrik. Suami dan anak objek favorit pastinya. Isi folder foto banyak dihiasi dengan wajah-wajah mereka.
Postingan ini untuk Ibu Fauzan, Mama Olive, Papanya Cintya-Agas
Ini foto Diidi pas Kay usia beberapa hari. Baru aja Kay pulang dari rumah bersalin. Abis mandi, langsung diliatin sama Didinya, "mirip sapa ya nak kamu cantik banget" (emaknyaaaa laaah) :p. |
Ini foto Diidi pas Kay usia beberapa hari. Baru aja Kay pulang dari rumah bersalin. Abis mandi, langsung diliatin sama Didinya, "mirip sapa ya nak kamu cantik banget" (emaknyaaaa laaah) :p. |
Huahahaha gayanya suamiku sama anak gadisku. Dimana hayooo ini???Di
bandara hihi. Mau aja mereka disurh gaya. Ini diambil dengan Hape diedit
dikit pake editor photo di hape. |
Ahh kalian bikin selalu aku jatuh cinta. Semoga terus dilimpahi kesehatan dan kebahagian. Foto ini diambil waktu liburan ke Jogja dengan hape dengan editan. |
Postingan ini untuk Ibu Fauzan, Mama Olive, Papanya Cintya-Agas
Minggu, 17 Februari 2013
Siap Punya Momongan Lagi?
"Sayaaang, aku hamiil" *mata sambil berkaca-kaca*
dan mereka pun berpeluk mesra sambil berucap sayang dan bersyukur.
Itu bukan sih adegan ketika kasih tahu suami, kalau kita hamil hahaha, sepertinya saya kebanyakan nonton tivi -__-". Padahal respon suami saya nggak gitu-gitu juga sih, datar dan lempeeeng. Anak kedua malah kacau lagi, dianya nggak tahu itu garis dua artinya apaan *tepok jidat*..
Banyangan di atas mungkin respon hamil anak pertama kali ya. Jadi penasaran kalo respon anak ketiga, keempat atau bahkan kelima gimana ya.
"Sayaaaaaang, aku hamil" *sedikit cemberut* "Papa siiiiihh"
Laaaah kok jadi nyalahin suami hahahaha.. *Duh imajinasiku
Memang sih nambah anak dalam bayangan saya dulu pas beranak satu, antara siap nggak ya membagi kasih sayang dan perhatian dengan si sulung. Sedih, melloooow aja gitu bawaannya kalo mikirin. Aduh untuk pas hamil udah siap lahir batin dengan diri sendiri. Kebayang hamil-hamil perasaan sedih nggak karuan, kasian si adek bayi. Hayoooo yang mau "tekdung" lagi berdamai dulu dengan diri sendiri..wakakaka..
Memang sih nambah anak dalam bayangan saya dulu pas beranak satu, antara siap nggak ya membagi kasih sayang dan perhatian dengan si sulung. Sedih, melloooow aja gitu bawaannya kalo mikirin. Aduh untuk pas hamil udah siap lahir batin dengan diri sendiri. Kebayang hamil-hamil perasaan sedih nggak karuan, kasian si adek bayi. Hayoooo yang mau "tekdung" lagi berdamai dulu dengan diri sendiri..wakakaka..
Kalau saya termasuk orang yang percaya, anak itu titipan dari Tuhan yang berarti Ia percaya bahwa kita mampu diberi tanggung jawab yang begitu besar. Dunia akhirat maaaak tanggung jawabnya. Dan satu lagi saya percaya setiap anak bawa rejeki masing-masing (beneran ngalamin dapet rejeki yang nggak terduga tiap hamil). Tapi bukan berarti nambah anak nggak ada persiapan finansial sama sekali untuk mereka. Kita HARUS siap. Nambah anak berarti nambah biaya sekolah TK-SD-SMP-SMA-kuliah, belum biaya keperluan kayak baju dll, berarti nambah kamar buat kalo gedean dikit, berarti berarti...Hiyaaa kayaknya ribet banget ya. Mending siapin sekarang kan dari pada nanti kebingungan cari dananya kemana. Saya pengen cerita-cerita dikit nih tentang cara sederhana saya mengelola dana untuk anak-anak.
Saya ketika hamil Kay tiap bulan konsul ke dokter karena nggak di cover sama asuransi, lumayan motong duit belanja. Padahal baruuu aja naik jabatan jadi manager keuangan rumah tangga alias baru merit. Kelimpunganlaaah, namanya juga baru belajar ngatur duit. Nah mulai mikir, jadilah HARUS (Caps lock, tebelin, garis bawah!!) punya pos sendiri. Ya kan saya nggak mau juga tiap bulan duit belanja kepotong hihihihi..Awal-awal hamil kan emang lumayan juga tuh biaya ke dokter. Ketika di trisemester tiga lumayan tiap bulan jatah konsul ke dokter ga banyak-banyak amat, eh tapi konsulnya juga tiap dua minggu sekali ya. Jatuhnya sama aja dong ya hahaha. Intinya saat itu pos pengeluaran buat konsul ke dokter wajib hukumnya. Meskipun awal-awal hamil agak keluar banyak tapi selalu ada sisa. Sisa dari bulan ke bulan terkumpulah dan tanpa saya hitung-hitung pas buat belanja kebutuhan bayi kayak popok, bedong, baju-baju dan lain lain, kami sudah punya dananya. Jadi enteng aja belanja keperluan bayi tanpa menggerutu sambil bawa gembolan belanjaan.
Dan pos bulanan konsul ke dokter terus berlanjut setelah Kay lahir berubah jadi pos kebutuhan bulanannya. Kebutuhan bulanan itu maksudnya untuk baju, sepatu, mainan, buku, dan segala keperluan sampingan Kay. Dengan pemikiran, entar kalo beli baju anak ga ambil jatah bulanan lainnya (lagi-lagi duit belanja :p). Ini bener-bener itung-itungan seorang ibu rumah tangga yang jadi manager keuangan amatiran. Tapi sukses saya rasakan manfaatnya lohh. Kan tiap bulan nggak melulu si anak beli baju,sepatu atau mainan, jadi pos tersebut kadang sisa, kadang ga tersentuh, kadang ya bablas habis. Tapi belanja jadi nggak bikin sakit hati kaaaan maaak...duit belanja???amaaaan makkk. Kalau liat jumlahnya sekarang lumayanlah buat keperluan Kay nggak pusing mikirinnya.
Dan pos bulanan konsul ke dokter terus berlanjut setelah Kay lahir berubah jadi pos kebutuhan bulanannya. Kebutuhan bulanan itu maksudnya untuk baju, sepatu, mainan, buku, dan segala keperluan sampingan Kay. Dengan pemikiran, entar kalo beli baju anak ga ambil jatah bulanan lainnya (lagi-lagi duit belanja :p). Ini bener-bener itung-itungan seorang ibu rumah tangga yang jadi manager keuangan amatiran. Tapi sukses saya rasakan manfaatnya lohh. Kan tiap bulan nggak melulu si anak beli baju,sepatu atau mainan, jadi pos tersebut kadang sisa, kadang ga tersentuh, kadang ya bablas habis. Tapi belanja jadi nggak bikin sakit hati kaaaan maaak...duit belanja???amaaaan makkk. Kalau liat jumlahnya sekarang lumayanlah buat keperluan Kay nggak pusing mikirinnya.
Nah hamil anak kedua ini, si Mamak ini sudah banyak bekal baca-baca tentang finansial planing. Jadilah lebih sedikit terkonsep Begitu tahu hamil, muncul lagi pos bulanan khusus si adek bayi dalam pengeluaran bulanan. Karena konsul ke dokter sudah tercover (tuhkaaan rejeki anak itu maaak). Dana yang kami siapkan adalah untuk pos biaya kebutuhan bulanannya dan biaya pendidikan. Nggak usah gede-gede dananya yang penting KONSISTEN dan kita tahu dana buat apa. Diapain dananya silahkan pilih sendiri providernya ya maaak, eike bukan real "financial planner" jadi ga ngerti hihi. Intinya sih siap nambah anak otomatis nambah persiapan finansialnya. Demi sentosa dan sejahteranya kehidupan tiap anggota keluarga.
Jadi nambah anak siapa takut?
*eeeeh tapi nurut pemerintah aja deh kalo saya dua aja cukup*
*ngucapin doa yang banyak*
*abis lahiran pasang spiral :p*
*eeeeh tapi nurut pemerintah aja deh kalo saya dua aja cukup*
*ngucapin doa yang banyak*
*abis lahiran pasang spiral :p*
Sabtu, 02 Februari 2013
Our Vacation : Yogya...Yogyess (Part 2)
Cerita tentang liburan kami sekeluarga ke Jogja lagi ya. Nah ini beberapa lokasi tujuan wisata yang menurut saya cocok buat dikunjungi sama anak-anak juga. Kami mulai jalan-jalan ke lokasi ini di hari kedua. Pagi-pagi jam setengah 8, kami sudah berangkat cari sarapan dengan rencananya jam 9 udah ada di Taman Pintar. Lokasi Taman Pintar ini deket sama Malioboro, dari hotel bisa naik becak. Mau jalan juga bisa sih cuma agak jauh. Nanti keburu capek duluan si Kay.
Taman Pintar
Tiket untuk masuk ke Gedung Memorabilia, Gedung Oval dan Gedung Kotak, pengunjung dikenai Rp 15.000 untuk dewasa dan Kay yang 2,5 tahun nggak dikenai biaya. Oia selain tiga gedung itu ada Gedung Paud Barat dan Paud Timur dikenai biaya Rp 5.000 untuk tiket masuknya. Untuk belajar membantik dan Planetarium juga Rp 5.000 untuk tiket masuk masing-masing lokasi.
Kami hanya mengunjungi Gedung Memorabilia, Oval dan Kotak. Gedung Memorabilia, terdapat tiga zona yaitu zona tentang sejarah Yogyakarta. Disana kita belajar mengenal Sultan Hamengkubowono mulai dari yang pertama sampai yang terakhir sekarang ini. Selain itu juga ada macam-macam prajurit keraton yang ternyata jenisnya banyak tergantung pangkatnya. Zona yang kedua tentang Pahlawan-pahlawan dan kejadian sejarah tentang pendidikan. Zona yang ketiga tentang Kepresidenan Republik Indonesia mulai Soekarno sampai SBY.
Gedung Oval dan Kotak, gedung yang kedua kami kunjungi. Pertama kali disambut dengan akuarium besar dan Dinosaurus raksasa yang cukup membuat Kay takut hihihi. Setelah lanjut lagi ke ruangan berikutnya mulai bisa menikmati karena banyak yang bisa dilihatnya. Ada alat peraga sains dengan petugas yang siap membantu menjelaskan seperti munculnya bunyi, gerak, warna, listrik, planet, dan juga ada alat simulasi tsunami, simulasi gempa. Masih banyak alat peraga lainnya yang bisa dicoba oleh anak-anak. Di area terakhir lebih mengenalkan tentang budaya Indonesia dengan menampilkan rumah adat, jenis-jenis wayang, proses pembuatan macam-macam batik, permainan gamelan, dan lainnya. Pengunjung bisa ikutan nyobain lewat alat-alat peraga yang disediakan.
Pertama baca ulasan tentang museum ini di Liburan Anak dan langsung masuk list tujuan kami. Unik ya namanya, diberi nama "Kolong Tangga" karena letaknya tepat dibawah tangga concert hall Taman Budaya. Awalnya kami tidak tahu kalau ternyata satu tempat dengan Taman Budaya. Satpam di sana ketika kami tanya di mana lokasi Museum Anak Kolong Tangga banyak yang bingung, tahunya ya Taman Budaya. Petunjuk tentang museum pun nggak ada eh ternyata tempatnya memang di dalam Taman Budaya.
Museum Anak Kolong Tangga ini berisikan tentang permain-permainan anak yang ada di Indonesia dan Dunia. Ada lebih dari 400 koleksi disini, sayangnya tempatnya agak kecil, yang mengunjungi saat itu pun cuma kami saja. Sepi pengunjung karena buka hari libur mungkin. Ternyata pendiri museum ini adalah warga Belgia bernama Rudi Corens, beliau menyumbangkan koleksi pribadinya untuk melengkapi museum ini.
Kesan pertama buat saya pribadi sih berasa nostalgia dengan masa kecil. Mainan-mainan yang dulu saya mainkan dan nggak bisa kita jumpai lagi pada permainan anak sekarang, melihatnya kembali jadi excited banget. Kita bisa melihat koleksi gasing dari berbagai daerah di Indonesia, Coklak yang ternyata di luar negeri juga ada permainan ini. Pokoknya harus kesini deh, cocok buat anak dan orang tua banget hehehehe..
Alamat:
Museum Anak Kolong Tangga, Taman Budaya Jl. Sriwedari no 1 Timur Benteng Vredeburg, UtaraTaman Pintar
Taman Lampion Monumen Jogja Kembali
Oia kami juga sempet ke sini, awalnya nggak tahu tentang Taman Lampion atau disebut juga Taman Pelangi. Tahu lokasi ini karena nggak sengaja baca poster acaranya di bandara. Lokasi ini dibuka pada pukul 17.00 -22.00, jadi siap-siap jaket kalau mau kesini, udara malemnya cukup dingin dan berangin. Tiket masuknya Rp 10.000. Transportasi menuju ke sana dari hotel kami bisa dengan Trans Jogja, begitu pun pulangnya kembali ke hotel. Kalau mau naik taksi untuk pulangnya bisa juga (Trans Jogja hanya sampai jam 20.00), minta bantuan petugas mencarikan atau pesan via telepon.
Seperti namanya banyak lampion dengan berbagai bentuk seperti bunga, burung, sapi, Hello Kitty, kupu-kupu dan lainnya yang ditata di sepanjang jalan ataupun digantung. Cantik deh pemandangannya. Selain itu juga ada wahana permainan untuk anak-anak seperti kereta-keretaan, bola air,sepeda tandem, dan becak mini. Stan penjualan makanan dan minuman juga cukup banyak. Kami tidak sempat mencicipi karena mengejar waktu pulang dengan Trans Jogja.
Setelah melihat lampion-lampion cantik, kami duduk dipinggir kolam sambil menikmati wedang ronde dan foto-foto pastinyaaaah hehehe.
Dua Ringin Keraton
Malam terakhir di Jogja kami habiskan disini. Banyak penjual mainan dan permainan kereta yang dihias lampu warna-warni. Kay seneng banget di area ini karena ada penjual gelembung sabun yang sedang mainin jualannya. Jadilah anakku lari-lari mengejar-ngejar bubble sambil teriak-teriak kegeringan dan dapat teman baru yang sama-sama mengejar bubble hihihihi.. "Bun, Kay suka main"komentarnya.
Setelah capek main kami makan kacang godog, Rp 5.000 dapat satu bungkus plastik isinya banyak banget. Padahal kalau beli di Depok cuma dapet nggak sampe setengahnya mungkin hahaha.
Liburan kali ini berkesan banget dan berasa ga capek karena kami menjadwalkan tidur siang supaya Kay juga bisa istirahat. Orang tuanya aja capek apalagi anaknya kan kalo nggak istirahat. Kay juga banyak belajar kosakata baru yang biasanya dikenalnya lewat nyanyian seperti becak dan delman. Ia juga mulai berani bertanya padaorang lain ketika saya nggak bisa menjawab, saya menyuruhnya bertanya pada orang yang berkepentingan menjawab.
Okeeeee saatnya mengisi pundi-pundi liburan lagi untuk liburan selanjutnya hihihi
Setelah capek main kami makan kacang godog, Rp 5.000 dapat satu bungkus plastik isinya banyak banget. Padahal kalau beli di Depok cuma dapet nggak sampe setengahnya mungkin hahaha.
Liburan kali ini berkesan banget dan berasa ga capek karena kami menjadwalkan tidur siang supaya Kay juga bisa istirahat. Orang tuanya aja capek apalagi anaknya kan kalo nggak istirahat. Kay juga banyak belajar kosakata baru yang biasanya dikenalnya lewat nyanyian seperti becak dan delman. Ia juga mulai berani bertanya padaorang lain ketika saya nggak bisa menjawab, saya menyuruhnya bertanya pada orang yang berkepentingan menjawab.
Okeeeee saatnya mengisi pundi-pundi liburan lagi untuk liburan selanjutnya hihihi
Jumat, 01 Februari 2013
Our Vacation : Yogya...Yogyess (Part 1)
Impian punya pos liburan terwujud juga tahun lalu, mulai pertengahan tahun. Yeiii, berasa tenang kami bisa merencanakan liburan tanpa harus deg-degan mangkas pos lainnya terutama tabungan. Maunya seneng-seneg, pulang-pulang bisa senep liat sisa saldo *duh ketok-ketok 3x*. Ga besar tapi cukuplah untuk dihabisin liburan lokal pertama kali. Kalau keluarga yang lain sibuk ngerencanain liburan akhir tahun dan awal tahun, kami masih tenang-tenang aja. Pos liburan masih belum cukup sih alasannya hihihi, secara high season juga ya akhirnya masih sanggup menunggu waktu yang tepat.
Ehm pas pos liburan cukup, tanggal cuti Suami sudah pasti, tujuan liburan lokal pun kami pilih ke Jogja. Alasannya sih, pertama ga jauh-jauh amat, kedua tujuan yang tepat untuk liburan anak secara Kay masih 2,5 tahun di jogja banyak tempat seru untuk Kay juga bisa ikut menikmati, ketiga makanannya ga mihil-mihil amaaaat cyin (tetep yaaa ibu-ibu banget!!). Sebulan sebelum hari H, saya sudah booking tiket pesawat dan hotel. Kami mau kemana saja pada hari pertama, kedua dan ketiga juga sudah di bikin list. Baca-baca dikit tentang peta Jogja mengira-ngira urutan tujuan kami nanti.
Untuk maskapai kami pilih Air Asia yang banyak pilihan promo. Nah ini juga menentukan tanggal berangkat dan lamanya di Jogja karena menyesuaikan tiket promonya. Awalnya kami merencanakan 5 hari jadi 4 hari saja. Lumayan dapet 800ribuan PP Jkt-Jogja, 2 dewasa 1 anak plus bagasi 45 kilo (yang HARUS kami bayar juga, padahal ya ga segitu-gitu amat bagasi kami) total 1,1jt untuk tiket. Sedangkan untuk hotel kami hunting disini , dapet rate kamar untuk 4 hari 3 malam total 1,1jt. Lumayan :D
Ameera Boutique Hotel, terletak di jalan Dagen, Malioboro. Hotel bintang tiga, lumayan nyaman dengan dekorasi ala-ala tradisional jawa. Cuma kamar kami agak kecil (namanya juga harga promo maaak, maunyaaaa???hihihi) tapi nyaman. Tidak ada fasilitas seperti kolam renang atau tempat nggym, karena fasilitas lengkap nggak masuk dalam list kami dalam pilihan hotel. Kami lebih banyak merencakan jalan-jalan daripada banyak menghabiskan waktu di kamar. Tapi disekitar situ banyak kok hotel-hotel lain, ada Ibis Style dengan rate mulai 650ribuan atau hotel-hotel bintang tiga seperti Ameera.
Malioboro dan Beringharjo
Enaknya menginap di kawasan Malioboro adalah cari makan dan mau kemana-mana juga gampang. Mau cuci mata ke Malioboro tinggal jalan aja dari hotel. Pengen muter-muter terus males jalan, tinggal panggil becak yang mangkal depan hotel. Keliling-keling antara 5.000-15.000. Kalau mau agak jauhan bisa naik Trans Jogja, Haltenya ada di Malioboro (dari Ameera sih tinggal jalan aja) tiketnya 3000 per orang. Mau ke Mall yaaah tinggal jalan ajah. Untung anakku kuat jalan. Liburan tanpa stroller mah udaaah biasaaaaa *nepuk dada* :p.
Jadi ya kalo pagi sampe siangnya kita jalan-jalan keliling Jogja. Pulang ke hotel tepar dan tidur siang. Sorenya mandi, abis magriban jalan-jalan malem sekitar Malioboro. Arrrrgggg seruuuu. Itu Malioboro rame mulu. Tiap malem di sana ada pertunjukan jalanan, ada kelompok main gamelan, nari, pengamen-pengamen. Cuma ya gitu tiap jalan becak-becak ga henti-hentinya nawarin jasanya, kitanya juga ikut ga berenti bilang nggak sepanjang jalan hihihi.
Pagi-pagi cari sarapan juga tinggal jalan aja. Di pinggir-pinggir jalan udah ada yang jualan pecel, gudeg, atau gorengan. Enak banget, pagi-pagi sambil nyeruput teh anget sambil liat jalanan malioboro yang masih sepi. Pedagang belum memulai kesibukannya dan lalu lintas masih nggak terlalu ramai. Entah suasananya beda aja gitu. Malam hari mau makan juga nggak susah. Banyak pilihan macam-macam kuliner.
Liburan kami bukan liburan belanja jadi kami nggak terlalu lapar mata untuk belanja belanji. Palingan cuma beli barang-barang lucu dan oleh-oleh aja. Kalau mau belanja belanji banyak pilihan ada kerajinan perak, pusat batik, t-shirt Dagadu, atau kerajinan wayang dan lain-lain
Kuliner Jogja
Ke Jogja HARUS nyobain Gudeg Yu Djum. Konon terkenal banget, jadi ya penasaran dong. Cita rasanya yang diterusin turun temurun, ternyata sekarang udah generasi ke empat loh. Tempatnya nyempil masuk gang gitu. Terus suasananya masih tradisional banget kesannya. Murah meriah, saya sama suami pesen nasi Gudeg telur+Gudeg ayam+2 minum abisnya 27.000. Rasanya wuenaak patut coba. Dan kita bisa liat dapur mereka lo. Masak gudeg dengan gentong dari tanah liat dan dimasak dengan kayu bakar. Pekerjanya juga ramah waktu ditanya-tanya tentang masak gudeg dan kalo tahan sama panasnya sih bisa juga bantu-bantu bikin gudeg. Suka banget deh sama suasana makan disana. tempatnya rumahan, kita makan dihibur dengan nyanyian keroncong yang mendayu-dayu. Perut kenyang, hati senang. Dan pelanggan bisa bungkus juga buat oleh-oleh. Oia deket hotel ada juga yang jualan pake nama Gudeg Yu Djum tapi ternyata mereka ga buka cabang. Jadi kalau mau nyobain mending langsung aja dateng ke tempatnya. Dari hotel, kami naik taksi sampai sana habis 31ribuan karena lokasi lumayan jauh dari daerah Malioboro. Alamatnya Jalan Kaliurang Km 4,5 Jogja karta. Tanya aja supir taksinya pasti tau dehhhh.
Ke Jogja juga harus makan Mie Godog (prinsip!:p). Kata suami yang enak Bakmi Kadin. Kalau mau nyobain jangan lebih dari jam 7 malem deh kesananya, gak bakal kebagian kayak kami. Akhirnya kami nyobain Mie Godog pinggir jalan. Rasanya enaklah dibanding Mie Godog di Depok hahaha. 2 porsi dan 2 minum habis 25ribu. Porsi semangkok lumayan banyak juga. Pastinya kenyaaaaaaang...
Oleh-Oleh
Seperti biasa kalau oleh-oleh kami mencari magnet kulkas hihi. Dapet magnet kulkas Punokawan di Mirota, tapi sayangnya nggak lengkap. Terus ada bros batik, kayaknya biasa ya di mana-mana juga ada, tapi udah suka banget sama bahan dan motif batiknya. Gelang ukir batik dan cermin kayu lucuuuu juga masuk kantong belanja hihi. Oia ada yang pernah nyobain coklat Monggo khas jogja?saya baru pertama kali dan udah jatuh cinta, eh Kay juga doyan yang Dark Chocolate. Pabriknya ada di Kotagede, Jalan Dalem KG III/978 RT 043 RW 10 Telpon : 0272 7102202. Kalau mau gampang di Mirota dan Circle K juga ada tapi variannya terbatas, paling lengkap ya di pabriknya. Kotagede sekitar 7 km dari Malioboro.
Berburu oleh-oleh, Pak tukang Becak siap membantu. Keliling ke Bakpia 99, Dagadu,Pusat Batik dan Perak, Keraton hanya Rp 5000. Saya sih mending kasih lebih karena semua itu lokasinya lumayan jauh-jauh sodara-sodaraaaa. Fun fact: Kami pikir mungkin Pak Becak dapet ceperan dari toko-toko tersebut. Ternyata nggak, ada yang kasih semacam voucher dan tiap tiga bulan diundi. Pak Becak bisa dapet motor, televisi, atau becak. Dalam dua bulan mereka bisa mengumpulkan sampai 50 undian katanya. Ada juga yang kasih sembako dan voucher belanja Mirota pas lebaran. Lumayan juga, hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.
Kalau mau lihat foto-foto kami selama di Jogja yuk mampir ke blog saya yang ini yah. Cerita liburan lokal kami lanjut ke Part 2. Cekidot :D
Langganan:
Postingan (Atom)