Sabtu, 26 Juli 2014

Cerita Mudik Lebaran

Sebagai keluarga perantauan, mudik kayaknya sudah tradisi setiap lebaran. Jarang-jarang juga ketemu orang tua jadi lebaran seperti moment yang pas buat menghabiskan waktu sama-sama. Hampir tiap tahun selalu mudik, mungkin beberapa kali aja lebaran di Depok. Tahun kemarin, karena baru lahiran Ale jadinya lebaran di rumah tanpa ketupat, opor dan rendang tapi malah jalan-jalan ke mall hihi. Jalanan sekitar Jakarta memang sepi tapi boook mallnya rame bingits.
Tahun ini kami mudik jalan darat dengan mobil. Baru pertama kalinya nih, biasanya jauh-jauh hari udah ikut berburu tiket pesawat. Ternyata seru juga naik mobil, lebih santai dan lebih ramah di kantong :). Kami berangkat H-4 lebaran, uda deg-degan aka takut macet dan anak-anak kecapean makanya milih hari yang mungkin belum terlalu  rame. Kami pergi jam 6 pagi dan sepertinya tepat banget, jalanan relatif lancar dan belum terlalu padet. Dari rumah ke Merak butuh 2 jam, antri kapal 2 jam, perjalanan via laut 1,5 jam, bakhaeuni ke rumah butuh 2 jam. Sore jam 3an, kami uda leyeh-leyeh di kamar. Oh ya di kapal, kami masuk diruangan ber-AC. Lebih nyamannya untuk anak-anak terutama Ale yang sedang hobi jalan. Ada juga tikar untuk lesehan di lantai. Untuk masuk ke ruangan ini setiap orang dewasa dikenai 10rb saja. Untuk masuk ke pelabuhan, per mobil dikenai Rp 275rb. Alhamdulilllaaaahhh. Perkiraan kami magrib baru sampai rumah Mama,ternyata lebih cepet dan lancar.

Persiapan mudik jalan darat kami :
1. Mobil dibuat senyaman mungkin sehingga anak-anak bisa istirahat dengan enak dan nyaman selama perjalanan.
2. Camilan yang banyaaaak di mobil.
3. Siapin makanan dari rumah jadi bisa sarapan dan makan siang tanpa jajan.
4. Obat-obatan pribadi.
5. Baju ganti selalu siap di mobil.
6. Pakaian yang nyaman dan gampang untuk anak supaya gampang pipis di toilet umum.
Selamat mudik dan maaf lahir batin yaaa...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar