Aku sering berkunjung ke Bandar Lampung tetapi belum pernah mengksplor selain pantai-pantai di sana. Ketika aku membaca tentang taman ini, aku langsung memasukkannya dalam daftar kunjungan kami ketika pulang kampung. Lokasinya ternyata tak jauh dari rumah orang tuaku, sekitar 10 km kira-kira setengah jam perjalanan lamanya.
Susah-susah gampang mencari lokasi TKGP, kuncinya SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan SLB Kemiling. Bila telah sampai di sini, artinya arahnya sudah benar dan bertanyalah kembali hihihi, yang pasti sudah dekat dengan lokasi. Taman Kupu-Kupu Gita Persada berada di kaki Gunung Betung, Kemiling, Bandar Lampung ini memiliki luasa hampir 10 ha. dibangun tahun 1997 untuk mencegah punahnya jenis kupu-kupu di Sumatera karena penggundulan hutan. Anshori Djausal dan Herawati Soekardi yang mendirikan taman ini. Biasanya Ibu Hera ada di tempat sayangnya kami tidak sempat bertemu.
Proses metamorfosis kupu-kupu bisa dilihat di sini karena semua fase ada contohnya mulai telur, ulat kepompong dan kupu-kupu. Seumur hidup aku baru kali itu melihat telur kupu-kupu yang ternyata kecil sekali. Ulat yang akan berubah nantinya menjadi kepompong pun beda-beda bentuk dan tanaman yang dihinggapinya sesuai dengan jenisnya. Ulat-ulat itu pun sangar-sangar bentuknya, besar, ada yang hitam dan abu-abu, berduri, dan ada yang berbulu seperti ulat bulu, ada yang gatal dan tidak. Penjaganya menawarkan untuk memegangnya, "nggak papa pegang saja, nggak gatal kok", awwww tidak melihat saja aku sudah geli. Aku jadi penasaran ingin melihat telur kupu-kupu menetas dan berubah menjadi ulat seperti apa. Bagaimana bisa telur sekecil itu bisa menjadi ulat yang besar dan sangar nian.
Taman Kupu-kupu Gita Persada lengkap sebagai tempat wisata dan pendidikan. Dengan hampir 200 jenis kupu-kupu disana, aku bisa menikmati hal yang dekat tapi jarang diamati. Dengan tiket Rp 10 ribu pengunjung menyaksikan cantiknya dan mengenal tentang Kupu-kupu. Taman ini mencegah punahnya kupu-kupu dengan harapan makin memperkaya keanekaragaman hayati dan kelestarian alam tetap terjaga.
Wah...tempat yang seru sepertinya dengan habitat kupu2 yang banyak jumlahnya
BalasHapus