Rabu, 18 Juli 2012
Our Holiday : Baby Traveler Series (Kebun Raya Bogor)
Ini cerita WikenTanpaKeMall kami. Kami bersama dua keluarga teman kami, Mas Wawan dan Mas Trie. Biasanya keluarga-keluarga yang lain pergi ke Bogor dengan kendaraan pribadi, kami pergi dengan transportasi umum. Dan seruuuuu banget naik KRL dan angkot sama krucil-krucil. Sebenarnya buat Daddy dan Bun, ini pun pertama kalinya naik KRL jadi ga kalah excitednya sama krucils. Dari stasiun Bogor, lanjut deh naik angkot ke Kebun Raya Bogor.
Takjub melihat pohon-pohon yang tinggi dan batangnya besar. Menebak-nebak berapa usianya, apa namanya. Mungkin kalau krucil sudah lebih besar sedikit bisa diajari tentang pohon tanaman dan alam. Kebun Raya jadi tempat yang asik ketimbang membaca di buku hihi.
Para Ayah pun bisa mencuci paru-paru mereka dari polusi Jakarta (meskipun keesokan harinya ketika kembali bekerja kotor lagi), tetapi palig tidak mengistirahatkan mata, tubuh, paru-paru dengan yang hijau hijau.
Kami tidak bisa mengelilingi semua area Kebun Raya , hujan turun lumayan lama dan krucil memasuki jam tidur siang. Yah jadi para orang tua ngobrol santai sambil menunggu hujan reda. Perjalanan pun lanjut dengan wisata kuliner. Kami ke Makaroni Panggang dan memborong oleh-oleh di Double Combo hehe.
Tau ga sesampai dirumah Didi tanya apa, "Bun seneng ga hari ini?Didi seneng bangeeeeet".
Jadi ga sabar merencanakan liburan seru lagi. Ga harus mahal, yang penting asiiiik!
Takjub melihat pohon-pohon yang tinggi dan batangnya besar. Menebak-nebak berapa usianya, apa namanya. Mungkin kalau krucil sudah lebih besar sedikit bisa diajari tentang pohon tanaman dan alam. Kebun Raya jadi tempat yang asik ketimbang membaca di buku hihi.
Para Ayah pun bisa mencuci paru-paru mereka dari polusi Jakarta (meskipun keesokan harinya ketika kembali bekerja kotor lagi), tetapi palig tidak mengistirahatkan mata, tubuh, paru-paru dengan yang hijau hijau.
Kami tidak bisa mengelilingi semua area Kebun Raya , hujan turun lumayan lama dan krucil memasuki jam tidur siang. Yah jadi para orang tua ngobrol santai sambil menunggu hujan reda. Perjalanan pun lanjut dengan wisata kuliner. Kami ke Makaroni Panggang dan memborong oleh-oleh di Double Combo hehe.
Tau ga sesampai dirumah Didi tanya apa, "Bun seneng ga hari ini?Didi seneng bangeeeeet".
Jadi ga sabar merencanakan liburan seru lagi. Ga harus mahal, yang penting asiiiik!
stasiun Bogor |
Heboh di kereta |
krucil anteng di angkot |
Photo by Mas Wawan.
Selasa, 17 Juli 2012
Our Holiday : Ulin Ka Bandung Euy
Hmm kalau diperhatikan permainan masa kecil dulu, lebih berupa aktivitas fisik ya. Pasti setuju dong? Main karet, patil lele, gobak sodor, benteng-bentengan. Kalau sekarang, anak-anak dari kecil sudah dikenalkan gadget terbaru oleh orang tuanya dan aktivitas mereka lebih banyak duduk.
engg..lupa namanya apa..kincir ini digerakkan naik turun lalu mengeluarkan bunyi2an |
Salam Sabrang, permainan yang butuh konsentrasi. Ada tingkatannya, dimainkan dua, tiga, atau empat orang. Semakin banyak pesertanya makin sulit. Pasti masi ingetkan mainan ini. Tekniknya sama saja seperti permainan waktu saya kecil cuma beda nama aja.
salam sabrang |
yang ini lupa apa namanya hehehe |
Kuncian. Huaaaaa saya kangen banget mainan kayak gini sama temen-temen masa kecil. Mainannya seruuu!
kuncian |
Congklak. Inilah permainan menguji kejujuran. Tapi sayangnya saya ga pernah jujur kalau udah main ini dulu huahahaha.
congklak |
Memainkan semua permainan ini, semua peserta senang, semua yang difoto dikamera saya senyum lebar. See?permainan jaman dulu seru..sayang yah anak-anak sekarang ga bisa menikmatinya. Padahal itu yang diperlukan, bukan duduk manis di depan tivi atau main PSP.
Kami menginap di Padma Hotel dengan view yang keren banget, sangat cocok buat keluarga. Kami mendapatkan kamar dengan view pohon-pohon yang besar. Ketika sore dan pagi hari seneng buka tirai jendela melihat hijau-hijau segar, tapi kalau malam hari serem juga hihi.
view kalau malam hari |
Dan kalau keBandung lagi, pengen jalan-jalan wisata kuliner di setiap sudut kota Bandung, sama Kay dan Daddy. :)
Minggu, 15 Juli 2012
Pendidikan Dini untuk Batita..Yes or no?
Besok hari pertama Kay masuk playgroup. Sewaktu membuat bekal untuk esok, teringat ekspresi-ekspresi orang yang mengetahui Kay masuk sekolah. Bahkan saat Kay masih dibawah setahun, saya sudah mengajak Kay bergabung dalam baby school. Hanya tertawa saja melihat komentar dan ekspresi mereka. Mereka pikir saya ingin Kay pintar membaca dan menghitung hahaha...hellooo mau kasih tau apa yang dia mau aja belum benar-benar jelas. Pliss deh!Mendidik dan mengasuh anak itu kembali pada orang tua masing-masing. Jadi kalo ada yang berkomentar tapi tidak tahu apa-apa itu saya agak gemes.
Pendidikan dini, menurut saya bukan sekolah intinya. Sekolah disini maksudnya belajar angka dan huruf lebih cepat dari usianya. Bukan. Tetapi tentang stimulasi anak. Inilah yang menjadi pertimbangan yang saya dan Daddy pikirkan dan akhirnya kami memutuskan mengiyakan Kay masuk playgroup. Salah satunya, Kay sehari-hari hanya berdua dengan saya. Kami pikir Kay sudah perlu bertemu lingkungan baru, dan pengalaman bergaul dengan teman sebayanya serta mendapatkan stimulus terhadap perkembangannya dengan tepat sesuai dengan usianya.Memang lima tahun pertama otak anak berkembang pesat. Jika tidak distimulasi dengan tepat maka akan sangat sayang.
Saya pernah ragu, benar tidak ya keputusan ini. Apa tidak saya stimulus sendiri di rumah saja? Daddy memberikan pendapatnya begini. Dalam sehari bisa tidak saya fokus menstimulus Kay tanpa ada gangguan apapun, sedangkan saya ibu rumah tangga tanpa asisten. Misalkan jawaban saya sanggup. Nah apakah stimulus yang Bun lakukan sesuai dengan Kay. Bagaimana kalau ternyata di playgroup punya cara lebih efektif?
Apa Kay tidak punya teman sebaya di lingkungan rumah?tidak. Kalau ada, mungkin beda setahun dibawah atau diatas. Dan sulit mereka berteman, karena yang setahun diatas biasanya sudah lancar bicara. Mereka kurang suka bermain dengan anak yg lebih kecil. Sedangkan setahun dibawah, ada yang belum bisa berjalan dan belum bisa bermain dengan anak seusia Kay.
Masalah finansial pun juga menjadi pertimbangan. Sekolah bukan hanya PG atau TK saja , masih panjang jenjangnya bukan? Ini penting banget, jangan sampai PG-TK bayar sekolah mahal-mahal tapi SD dan seterusnya kebingungan sekolah dimana.
Makanya perlu banget survey sekolah dan memilih sekolah ga gampang ternyata. Pertama jadi pertimbangan adalah jarak. Di sini dimana-mana jauh ga ada yang deket :(. Jadi maksimal 45 menit perjalanan menuju sekolah. Kedua sekolahnya aman, nyaman dan bikin Kay merasa happy. Ketiga guru-gurunya sabar, penyayang dan bisa diajak diskusi tentang cara mendidik anak. Keempat teman-temannya sebaya dan jarak usianya tidak terlampau jauh. Kelima memiliki fasilitas dan permainan yang banyak. Dan yang paling penting diantara yang penting Kay happy dengan sekolahnya. Pas survey, kay main-main sampai-sampai tidak mau diajak pulang. Kunjungan kedua ketika trial, Kay bisa langsung membaur di kelas. Kunjungan ketiga waktu daftar, sangking nyamannya dia berada di lingkugan yang termasuk baru buat dia, Kay nyanyi-nyanyi di kantor gurunya (padahal termasuk ramai waktu itu).
hiks..akhirnya tahap ini datang juga, Kay pergi kesekolah. Daddy bahkan sampai tidak mau melewatkan momen mengantar Kay pada hari pertama esok.
Langganan:
Postingan (Atom)