Duh senengnya sampe bulan. Beneeerr deh! Begini ceritanya,
Beberapa hari yang lalu, anak pertamaku, Kay, mencurahkan hatinya aka curhat. Anak 4 tahun bisa juga ya curhat hahaha. Nah inilah saatnya aku belajar menjadi pendengar yang baik. Saat itu menjelang tidur setelah ritual sebelum tidur beres dilakukan seperti biasa kami ngobrol-ngobrol nggak penting. Tiba-tiba Kay menanyakan sesuatu, kurang lebih begini percakapan kami.
Kay : Bun kenapa ya nadin nggak mau main sama Kay, maunya cuma main sama Bilqis?
Me: Kay pengen main sama Nadin ya?
Kay: Iya Bun...
Me : Mungkin Nadin lebih suka main sama Bilqis.
Kay : Tapi Kay mau main sama Nadin.
Me : Nadin nggak mau gimana? kan nggak bisa dipaksa. Sama kayak calista yang pengen main sama kay tp kakak nggak mau.hihihi... Kenapa kakak nggak mau main sama Calista?
Kay : hhm soalnya Calista nggak bisa ngomong bun cuma ketawa aja. (maksudnya ngomongnya belum jelas)
Nah dari situ aku menangkap Kay suka main dengan anak yang lancar bicara, bisa diajak ngobrol (tek tok ngobrolnya),
Me : terus gimana dong Kak kalo Nadin nggak mau main sama Kakak?
Kay : Ya udah deh Kay main sama yang lain deh.
Wah anakku bisa memecahkan masalahnya sendiri tanpa harus memaksakan kehendaknya. Makasih ya nak, Bun dikasih kesempatan belajar menjadi pendengar yang baik, dan belajar untuk tidak mencampuri urusanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar