"Bun liat sini dong" Ujar gadis kecilku ketika ia tengah asyik bicara tapi sayakurang memperhatikan.
Ya, memang menyebalkan ketika kita bicara, lawan bicara kita tidak fokus melihat kita, asyik dengan kesibukan sendiri. Rasanya seperti bicara dengan tembok. Pasti pernah mengalami hal serupa? Saya pernah, dan benciiii sekali jika diperlakukan begitu. Tapi apakah pernah kita sadari, apa yang kita telah perbuat menghasilkan perasaan yang sama pada orang lain. Setelah diingat-ingat, ya saya sering melakukannya ketika pembicaraan yang tidak menarik, cerita orang tersebut terkesan pamer, ketika BBMan dengan teman lebih asyik. Ternyata menghargai orang berbicara itu perlu, terutama menghargai perasaannya meskipun topik yang ia bicarakan tidak terlalu menarik. Bagaimana perasaanmu ketika kamu bicara dan lawanmu menghargai?senang pasti, kesan yang timbul adalah menyenangkan bicara dengan orang tersebut. Apalagi dengan pasangan menghargai ketika bicara pasti penting banget.
Begitu pun gadis kecilku. Ia senang ketika orang lain melihatnya ketika bicara. Ia akan protes dengan mengulang-ulang memanggil sampai kita tidak mengacuhkannya. "Bun Bun Bun Bun Bun" jika tidak menoleh juga, dia akan berteriak keras "Buuuuuuuuuuuunnnnnnnnn". Ketika mata bertemu mata, mulailah ia bicara. Bila asyik dengan Blackberry dan saya tidak memperhatikannya, ia akan mengambilnya dan meletaknya sejauh mungkin dari jangkauan saya agar ia enak bicara. "Liat sini dong" cara protesnya yang terbaru.
Tidak memperhatikan memang bukan berarti tidak mendengarkan. Toh telinga yang bekerja buka mata.Sebegitu penting ya perhatian bagi seseorang bahkan untuk seorang anak kecil sekalipun. Setelah melihat diri saya sendiri ya memang merasa itu penting, karena saya sangat suka didengar, Tapi saya lebih suka lagi didengar dengan perhatian. Gak enak juga kita lagi ngomong lawan bicara matanya jelalatan. Yah itu kayak ngomong sama tembok.
Orang tua harusnya menjadi pendengar yang baik untuk anaknya. Bisa jadi pembicara yang baik (aka tukang ngomel) harusnya bisa jadi pendengar yang baik pula yah. Hmm...oke! *merenung*
Tidak memperhatikan memang bukan berarti tidak mendengarkan. Toh telinga yang bekerja buka mata.Sebegitu penting ya perhatian bagi seseorang bahkan untuk seorang anak kecil sekalipun. Setelah melihat diri saya sendiri ya memang merasa itu penting, karena saya sangat suka didengar, Tapi saya lebih suka lagi didengar dengan perhatian. Gak enak juga kita lagi ngomong lawan bicara matanya jelalatan. Yah itu kayak ngomong sama tembok.
Orang tua harusnya menjadi pendengar yang baik untuk anaknya. Bisa jadi pembicara yang baik (aka tukang ngomel) harusnya bisa jadi pendengar yang baik pula yah. Hmm...oke! *merenung*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar