Kay, 18 bulan |
Hancur. Sedih. Kecewa. Perasaan bersalah. Perasaan yang
campur-campur ketika meyapih Kay. Kay saya sapih ketika ia berumur sekitar 21
bulan. Sedih banget ga bisa sampai dua tahun. Tapi tetap bersyukur masih bisa
memberikan Kay yang terbaik selama 21 bulan.
Dulu ketika hamil, saya meyakini bahwa semua calon ibu akan bisa menyusui dengan sendirinya. Tetapi saya juga membekali diri dengan segala informasi ASI dengan tekad menyusui hingga 2 tahun. Setelah melahirkan, ternyata tidak segampang yang diduga. ASI yang baru keluar setelah seminggu usi Kay, menyebabkan ia telah mengkosumsi Sufor. Tidak ada dukungan penuh dari lingkungan sekitar, berat Kay yang hanya naik 100gr, masa baby blues, nipple crack membuat semakin stres meningkat ASI semakin serasa sedikit. Apalagi ketika Kay mengalami growth spruth, ia bisa menyusu seharian tidak mau lepas. Opini-opini yang tidak enak sering mengecilkan hati saya, "ASI sedikit tuh, tambahin aja susu". Sedih, apalagi keluarga yang bicara seperti itu. Berbekal keyakin dan doa setiap tetes ASI yg bisa keluar meskipun sedikit lama kelamaan proses itu pun bisa dilalui.
Di usia 21 bulan, Kay memiliki berat badan yang jauh dari
normal. Konsultasi ke beberapa dokter anak dan ahli gizi hasilnya pun sama saja, diberikan
obat penafsu makan yang tidak berpengaruh banyak. Namanya juga anak-anak ada
masa memang dia doyan sekali makan dan ga
mau sama sekali makan. Ketika asupannya banyak pun itu tak berpengaruh banyak
pada berat badan Kay. Arrrrgggh frustasi saya!!! Apalagi orang yang melihat Kay
sering berujar “kok kurus ya”, “kok mungil ya”, “makannya susah ya”. Sediiih banget, karena usaha kami untuk menaikkan berat badan ini seperti mentok ga ada jalan
keluar. Mendengar komentar itu seperti kami orang tuanya tidak perhatian soal
makannya Kay. Iyaaaa... saya jadi lebih sensitif mendengar omongan orang
tentang Kay ini.
Positif! Itu saya
berusaha coba. Abaikan omongan orang lain dan bersyukur melihat Kay tumbuh
sebagai anak penuh kasih sayang dan ceria. Kay pun jarang sekali demam, pilek
atau batuk yang biasanya seringa dialami anak-anak. Alhamdulillah.
Dengan terus mengobservasinya,
ternyata setiap Kay lapar dia lebih suka menyusu daripada makan. Porsi makanya
sedikit sekali. ASI pun tak banyak lagi seperti dulu, mungkin karena terlalu
dipikir tentang berat badan Kay ini jadi mempengaruhi jumlah ASI juga. Frekuensi
Kay menyusu juga tidak berkurang sama seperti ia berumur di bawah setahun.
Inilah yang makin membuat saya bingung. Sebentar lagi Kay 2 tahun dan ia harus
mengejar banyak ketinggalan ini. Saya dan suami akhirnya memutuskan menyapih
Kay. Dengan pemikiran ketika lapar ia akan makan bukan menyusu karena selama
ini sebaliknya yang terjadi.
Hancur. Sedih.
Kecewa. Merasa bersalah.
Kay, 21 bulan |
Mulanya dengan
menyusuinya malam hari saja. Ketika siang Kay lapar, ia harus mengenal lapar
itu makan. Ini berlangsung lancar. Tidur siang pun Kay bisa tanpa menyusu.
Entah mungkin Kay juga mengerti ia akan disapih, selama siang hari ia minta
main terus ga berenti. Saya bahkan ga boleh mengerjakan apa-apa,pokoknya main!
Ketika jam tidur siang tiba, plek langsung tidur. Tapi kadang masi minta menyusu
juga. Saya terus beri dia pengertian kalo ia lagi belajar tidak menyusu karena
sebentar lagi 2 tahun.
Ketika akan
benar-benar menyapihnya ga tega itu kendala pertama. Mungkin karena moment
menyusui ini berlangsung sekian lama dan tiba-tiba harus berenti. Seperti
memutus ikatan yang sudah terbangun selama ini. Saya merasa seperti orang yang
jahat. Bener-bener campur aduk deh. Saya menangis setiap wajahnya Kay. Saya
hampir seminggu lebih setiap hari menangis sampai akhirnya saya bener-bener
siap menyapihnya.
Mama saya bilang
”Menyapih itu penuh cinta, kasih sayang biar anak merasa ga dilepas begitu
saja”. Oke! Ga ada lagi nangis-nangisan. Saya ajak Kay main terus, kasih peluk
cium yang banyak, menidurkan dengan pelukan, dan satu yang penting ga sedih. Daaaaan
kami pun berhasil hari itu pun tiba. Kay tidak menyusu seharian. Ia pun tidak
meminta. Yeiiiii ....
Dulu sebelum
disapih setiap bangun pagi Kay mencari saya pastiii yang dicari ”gentong” ASI.
Tapi setelah disapih, setiap pagi pas Kay bangun tidur, ia turun dari kasur
langsung lari mencari saya kasih peluk dan cium sambil bilang ”moning”. Makannya pun semakin banyak. Porsinya bisa dua kali lipat sebelumnya. Setelah
seminggu disapih beratnya naik hampir 500gr. Alhamdulillah . Semoga terus dilancarkan ya nak. Dan Kay selalu sehat itu yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar