Minggu, 23 Desember 2012
Our Weekend : Berenang...berenang
Di depan komplek perumahan kami ada public pool,Sawangan Golf, yang mana menjadi salah satu alasan saya memilih rumah disana. Eh tapi setelah 3 tahun tinggal di wilayah itu hanya sekali saja menikmati fasilitas itu. Ternyata baru kerasa serunya sekarang ketika Kay sudah toddler dan sering nagih mau renang. Selain deket, murah meriah (tiket Rp 17.000 untuk yang mau nyoba), tempatnya cukup enak, luas, dan cukup bersih.
Weekend tanpa ke Mall (untuk tujuan jalan2 atau window shopping) sudah jadi bagian dari keluarga kami, paling sebulan cuma sekali. Lumayan enteng di kantong masukin ke pos liburan lokal aja.. yipiiiieee.....
Selamat Hari Ibu
Ini tulisan Ayah saya yang saya ambil dari Facebooknya:
HARI IBU TANGGAL DUA-DUA,
Tidak usah sedih sampai berlinang air mata,
Meski di Hari Ibu tak bisa memberi apa-apa,
Bunda tak mengharap walau emas permata,
Yang Bunda inginkan melihat wajahmu ceria,
Karena itulah bahagia bunda yang tiada tara,
Sang Bunda mengharap anaknya kaya harta,
Bukan karena dia ingin meminta balasan jasa,
Tak lain itu karena tak rela anaknya sengsara,
Karena sengsara anaknya juga kesengsaranya,
Kebahagian si anak juga kebahagiaan baginya.
Seorang ANAK yang merasa sudah kaya raya,
Suatu ketika dia pergi menjenguk sang bunda,
Bukan karena ingin melepas rindu kepadanya,
Melainkan ingin merinci berapa banyak biaya,
Biaya sang bunda merawat dia hingga dewasa,
Dengan maksud ingin membayar berlipat ganda.
Sang BUNDA berkata isi dunia tidak akan setara,
Apalagi kalau cuma sebagian dari harta anaknya.
Lalu dengan apa dia membayarnya anak bertanya,
AIR SUSU, sampai ongkos sekolah hingga sarjana,
SUSAH PAYAH yang bunda derita gratis semuanya.
Kalaupun ingin membayarnya cukup rasa bahagia,
Binar mata bahagia sang anak dalam kehidupanya,
Dengan itu jasa sang bunda sudah terbayar semua.
Hari-hari kehidupan sang Bunda
Ketika anak bayi masih belum bisa berbuat apa-apa
Air Susu Ibu yang diminum jadi penghangat raga,
Usapan tangan serta cumbuan jadi penenang jiwa,
Senandung saat menina-bobokan jadi penyejuk rasa,
Rasa bahagia yang Bunda rasa tidak ada bandingnya.
Saat si anak sekarang sudah memasuk usia sekolah,
Payah sang Bunda bertambah anak mulai bertingkah,
Nasehat sang Bunda mulai si anak suka membantah.
Rasa bahagia tetap dirasa dengan sabar dan tabah.
Saat anak sudah remaja sang Bunda mulai terlupa,
Hanya engkau yang kucinta berkata pada pacarnya,
Namun tak merubah rasa kasih sayang sang Bunda,
Saat Anak dewasa apalagi sudah berumah tangga,
Seolah masa pemisah antara anak dan sang Bunda,
Dimana sang Bunda yang kini tua renta seolah tiada.
Saat sang Bunda kini menunggu menggenapi usianya,
Kasih sang Bunda tetap tercurah seiring ucapan doa,
Semoga sang ananda hidupnya senantiasa bahagia.
Selamat Hari Ibu
HARI IBU TANGGAL DUA-DUA,
Tidak usah sedih sampai berlinang air mata,
Meski di Hari Ibu tak bisa memberi apa-apa,
Bunda tak mengharap walau emas permata,
Yang Bunda inginkan melihat wajahmu ceria,
Karena itulah bahagia bunda yang tiada tara,
Sang Bunda mengharap anaknya kaya harta,
Bukan karena dia ingin meminta balasan jasa,
Tak lain itu karena tak rela anaknya sengsara,
Karena sengsara anaknya juga kesengsaranya,
Kebahagian si anak juga kebahagiaan baginya.
Seorang ANAK yang merasa sudah kaya raya,
Suatu ketika dia pergi menjenguk sang bunda,
Bukan karena ingin melepas rindu kepadanya,
Melainkan ingin merinci berapa banyak biaya,
Biaya sang bunda merawat dia hingga dewasa,
Dengan maksud ingin membayar berlipat ganda.
Sang BUNDA berkata isi dunia tidak akan setara,
Apalagi kalau cuma sebagian dari harta anaknya.
Lalu dengan apa dia membayarnya anak bertanya,
AIR SUSU, sampai ongkos sekolah hingga sarjana,
SUSAH PAYAH yang bunda derita gratis semuanya.
Kalaupun ingin membayarnya cukup rasa bahagia,
Binar mata bahagia sang anak dalam kehidupanya,
Dengan itu jasa sang bunda sudah terbayar semua.
Hari-hari kehidupan sang Bunda
Ketika anak bayi masih belum bisa berbuat apa-apa
Air Susu Ibu yang diminum jadi penghangat raga,
Usapan tangan serta cumbuan jadi penenang jiwa,
Senandung saat menina-bobokan jadi penyejuk rasa,
Rasa bahagia yang Bunda rasa tidak ada bandingnya.
Saat si anak sekarang sudah memasuk usia sekolah,
Payah sang Bunda bertambah anak mulai bertingkah,
Nasehat sang Bunda mulai si anak suka membantah.
Rasa bahagia tetap dirasa dengan sabar dan tabah.
Saat anak sudah remaja sang Bunda mulai terlupa,
Hanya engkau yang kucinta berkata pada pacarnya,
Namun tak merubah rasa kasih sayang sang Bunda,
Saat Anak dewasa apalagi sudah berumah tangga,
Seolah masa pemisah antara anak dan sang Bunda,
Dimana sang Bunda yang kini tua renta seolah tiada.
Saat sang Bunda kini menunggu menggenapi usianya,
Kasih sang Bunda tetap tercurah seiring ucapan doa,
Semoga sang ananda hidupnya senantiasa bahagia.
Selamat Hari Ibu
Sabtu, 15 Desember 2012
My Pregnancy Diary : 9 weeks
Hamil kedua ini agak berbeda dengan hamil Kay. Mungkin memang benar ya tiap kehamilan itu punya pengalaman yang berbeda. Kali ini saya jarang menyentuh makanan. Entah itu selera makan yang biasanya melayang kemana. Tapiiii seneng melihat orang lain makan, bisa ikutan kenyang rasanya. Paling sesuap dua suap perut rasanya kenyang dan uda mual saja ingin muntah. Alhasil berat badan turun drastis sampai 7 kilo. Pipi jadi tirus, tulang selangka terlihat, persis seperti orang yang kurang sehat. Maunya tidur-rebahan-duduk dan ga jauh-jauh dari kasur. Jadi agak kasihan dengan Kay kadang ia mengajak main sering saya tolak. Untungnya masih kuat mengantar Kay sekolah. tapi ya gitu pulang langsung tidur.
Dan satu lagi kebiasaan unik, pokoknya tiap hari pas magrib mendekati Didi pulang kerja, selalu whatsapp "pulangnya jangan malem2 ya". Kangen gitu rasanya tiap Didi ga di rumah ehhh lah dalaah kok pas pulang rasanya males liat mukanya huahahaha.....Didi juga gitu "Bun dingiiin sekarang" huahahaha maaf ya Didi. Tauuuk nih kok bisa yaaaa...
Kalo hamil Kay sama sih mualnya, tapi diajak muter-muter kena angin di jalan uda sehat lagi rasanya. tapi begitu balik rumah lemes lagi deh. Makan juga masih oke meskipun dimuntahin ga sampai turun banyak cuma 2 kilo aja.
Paling lucu lagi produksi ludah semakin banyak. Bisa berapa kali sehari meludah, padahal saya orang yang ga suka meludah. Sampai-sampai tiap bangun tidur pasti deh ngiler...hahahaha..terus muntah pertama yang keluar ya pasti ludah.
Semoga sehat terus, happy terus, positif terus, lancar sampai tiba waktunya.. *elus-elus perut*
Dan satu lagi kebiasaan unik, pokoknya tiap hari pas magrib mendekati Didi pulang kerja, selalu whatsapp "pulangnya jangan malem2 ya". Kangen gitu rasanya tiap Didi ga di rumah ehhh lah dalaah kok pas pulang rasanya males liat mukanya huahahaha.....Didi juga gitu "Bun dingiiin sekarang" huahahaha maaf ya Didi. Tauuuk nih kok bisa yaaaa...
Kalo hamil Kay sama sih mualnya, tapi diajak muter-muter kena angin di jalan uda sehat lagi rasanya. tapi begitu balik rumah lemes lagi deh. Makan juga masih oke meskipun dimuntahin ga sampai turun banyak cuma 2 kilo aja.
Paling lucu lagi produksi ludah semakin banyak. Bisa berapa kali sehari meludah, padahal saya orang yang ga suka meludah. Sampai-sampai tiap bangun tidur pasti deh ngiler...hahahaha..terus muntah pertama yang keluar ya pasti ludah.
Semoga sehat terus, happy terus, positif terus, lancar sampai tiba waktunya.. *elus-elus perut*
Pregnancy Diary : 5 weeks
Hamil kedua sepertinya lebih ceepet kelihatan ya.. Apa karena lemak-lemak diperut ya..hmmm
Dulu waktu hamil Kay, usia lima bulan aja dikira baru 3 bulan...hahaha
My Pregnancy Diary: "Bergaris Dua, Itu Apa artinya Bun?"
Saat itu 18 Oktober 2012, saya sudah terlambat datang bulan tiga hari. Entah kenapa saya yakin saat itu telat karena hamil. Mau test juga males-malesan, mungkin karena sudah pede hamil kali ya. Tapi akhirnya test juga dan benar bergaris dua. Alhamdulillah.
Hamil kedua ini saya benar-benar santai banget. Didi,yang saat itu sedang tugas ke Malaysia, tahunya juga baru esoknya. Saya kirim foto hasil testpack via whatsapp. Responnya "apa itu artinya bun?" doeng...doeeeeeng. Lupa katanya apa itu hahaha. Setelah tahu dia seneeeeeeng banget. Didi memang menantikan anak kedua kami.
Orang tua saya yang sedang di tanah suci baru tahu tiga hari kemudian. "Mah, aku hamil" via telepon. "Haaaahhhhh, siapa yang hamil" respon pertamanya. Mereka sepertinya lupa kalau hanya saya, anak mereka yang sudah menikah. Yah sudah pasti saya dong mamaaaah yang hamil. Dan butuh waktu beberapa menit sampai mereka jelas mendengar karena kendala sinyal sampai saya harus setengah teriak " NINA MAH, HAMIL MAAH".
Saat merencanakan hamil lagi, saya utarakan pada suami dan teman-teman yang selalu menanyakan kapan punya anak lagi. Saya ingin hamil ketika saya siap, Kay siap, dan Keluarga kecil kami siap. Tidak ingin merasa sedikit pun si kecil datang disaat yang tidak tepat dan tidak diharapkan. Tidak ingin mempunyai rasa bersalah pada Kay karena merasa menjadikannya seorang kakak yang begitu mendadak. Momen itu harus menjadi momen bahagia sebagaimana kami ingin memiliki buah hati pertama kali. Alhamdulillah Allah menjawab keinginan saya. Tidak ada keresahan di hati bagaimana nanti beranak dua, bisa nggak ya nganter kay sekolah, bisa nggak nanti bla bla bla. Semua pertanyaan yang selalu muncul semasa sebelum hamil tidak ada sedikit pun saat ini. Semua saya jalani dengan perasaan tenang, santai dan bersyukur. Satu hal lagi yang penting, saya tahu ingin menjalani kehamilan dan kelahiran yang seperti apa. Hayoo sapa selanjutnya *kocok arisan hamil*
Rabu, 12 Desember 2012
Sepatu Baru Kay
Sepatu Kay udah mulai pada kesempitan. Duh Bunnya gatel jadi pengen beliin sepatu. Tapi kemaren pas jalan sama Didi dan Kay, ternyata yang lenih excited buat milihin sepatu adalah Didi. Ini adalah sepatu pilihannya.Yang satu ceeeeweeek banget, yang satu lagi cowooook banget hihihi
Bermain Belajar Warna
"Mana orange, mana orange?" ujar saya sambil nyanyi nyanyi
"In-iniii, in-iniiiii" jawab Kay sambil menyusun balok-balok sesuai warna.
Permainan ini kami berdua loh yang ciptain.
Ternyata Kay sudah tahu warna hanya kadang jika menyebut sering tertukar.
Bermain dan bernyanyi efektif banget untuk Kay belajar.
Selasa, 11 Desember 2012
Senin, 10 Desember 2012
Belajar Etika Mendengarkan
"Bun liat sini dong" Ujar gadis kecilku ketika ia tengah asyik bicara tapi sayakurang memperhatikan.
Ya, memang menyebalkan ketika kita bicara, lawan bicara kita tidak fokus melihat kita, asyik dengan kesibukan sendiri. Rasanya seperti bicara dengan tembok. Pasti pernah mengalami hal serupa? Saya pernah, dan benciiii sekali jika diperlakukan begitu. Tapi apakah pernah kita sadari, apa yang kita telah perbuat menghasilkan perasaan yang sama pada orang lain. Setelah diingat-ingat, ya saya sering melakukannya ketika pembicaraan yang tidak menarik, cerita orang tersebut terkesan pamer, ketika BBMan dengan teman lebih asyik. Ternyata menghargai orang berbicara itu perlu, terutama menghargai perasaannya meskipun topik yang ia bicarakan tidak terlalu menarik. Bagaimana perasaanmu ketika kamu bicara dan lawanmu menghargai?senang pasti, kesan yang timbul adalah menyenangkan bicara dengan orang tersebut. Apalagi dengan pasangan menghargai ketika bicara pasti penting banget.
Begitu pun gadis kecilku. Ia senang ketika orang lain melihatnya ketika bicara. Ia akan protes dengan mengulang-ulang memanggil sampai kita tidak mengacuhkannya. "Bun Bun Bun Bun Bun" jika tidak menoleh juga, dia akan berteriak keras "Buuuuuuuuuuuunnnnnnnnn". Ketika mata bertemu mata, mulailah ia bicara. Bila asyik dengan Blackberry dan saya tidak memperhatikannya, ia akan mengambilnya dan meletaknya sejauh mungkin dari jangkauan saya agar ia enak bicara. "Liat sini dong" cara protesnya yang terbaru.
Tidak memperhatikan memang bukan berarti tidak mendengarkan. Toh telinga yang bekerja buka mata.Sebegitu penting ya perhatian bagi seseorang bahkan untuk seorang anak kecil sekalipun. Setelah melihat diri saya sendiri ya memang merasa itu penting, karena saya sangat suka didengar, Tapi saya lebih suka lagi didengar dengan perhatian. Gak enak juga kita lagi ngomong lawan bicara matanya jelalatan. Yah itu kayak ngomong sama tembok.
Orang tua harusnya menjadi pendengar yang baik untuk anaknya. Bisa jadi pembicara yang baik (aka tukang ngomel) harusnya bisa jadi pendengar yang baik pula yah. Hmm...oke! *merenung*
Tidak memperhatikan memang bukan berarti tidak mendengarkan. Toh telinga yang bekerja buka mata.Sebegitu penting ya perhatian bagi seseorang bahkan untuk seorang anak kecil sekalipun. Setelah melihat diri saya sendiri ya memang merasa itu penting, karena saya sangat suka didengar, Tapi saya lebih suka lagi didengar dengan perhatian. Gak enak juga kita lagi ngomong lawan bicara matanya jelalatan. Yah itu kayak ngomong sama tembok.
Orang tua harusnya menjadi pendengar yang baik untuk anaknya. Bisa jadi pembicara yang baik (aka tukang ngomel) harusnya bisa jadi pendengar yang baik pula yah. Hmm...oke! *merenung*
Minggu, 09 Desember 2012
Our Weekend
bangun tidur temenin Bun belanja sayur |
Main Masak-masakan dulu pakai bunga petik di taman |
Yeiiii...ngemol setelah 3 minggu ga ngemol hahaha |
pilih-pilih sepatu, sepatu Kay udah pada kesempitan |
Action dulu ah |
Mana Bun hayooooo? |
Hari Ayah dan anak..senengnyaaa |
Nyobain kereta api...baru pertama kali nih hihihi |
Nunggu Makanan datang..hati senang, perut kenyang....Alhamduuu..lillaaaahh |
Jumat, 07 Desember 2012
My Photo Blog
Wihiii banyak banget blognya hihihi...ya biar enak bacanya. Kalau dalam satu blog isinya campur-campur rasanya ga enak buat yang baca (pengalaman). Karena saya suka foto tapi ya ga jago juga sih di fotografi, hanya sekedar senang foto anak aja. Jadinya merasa perlu untuk bikin satu photo blog >.<
http://ninanynoot.tumblr.com
Mampiiiiirrrrr yaaa
Selasa, 04 Desember 2012
Kayyi...Kayyiiiiii :D
Mau cerita tentang Kay ah, yang saat ini seneng banget bilang "Bukan". Tujuannya buat mendebat lawan bicara dan mengiyakan perkataannya. Karena kebiasaan barunya ini jadi dering deh digodain sama Didi.
D: Kay, Didi pergi sebentar ya. Kay di rumah aja
K: Kay ikut Di
D: Didi sebentar aja kok
K: Bukan sebentar, Kay mau ikut!
D: Entar Bun sama siapa
K: Bukan sama Bun, Kau mau ikut!
D: Kay di rumah aja ya.
K: Bukan di rumah aja
Bisa begitu terus deh sampai besok kalau diladeni :D
Kay juga sering mancing-mancing supaya muncul kata "Bukan", entah mungkin lucu buatnya.
K: Ini lantai Bun (sengaja nunjuk dinding)
B: Itu Dinding, ini lantai
K: Bukaaan, itu lantai ini dinding
B: kebalik nak, itu Dinding, ini lantai
K: Bukaaaaaaaannn, itu lantaii (mulai senyum-senyum jahil)
Duh dikerjain Kay nih :D
Terus, jailnya itu loohh belajar dari siapa sih *tepok jidat*
K: (Sebentar dia sembunyiin mainannya, kemudian tanya ) Bun Bolanya mana?
B: Lah tadikan kay yag pegang
K: Ga tauu
B: Bun tadi liatnya di sini (Sambil sibuk nyari-nyari)
K: Ga ada
B: Coba cari lagi, eh dimana ya nak
K: Iniiiiiii diaaaaaa (senyum jahil)
Kayyiiiii...Kayyiiii
Bikin tambah gemes aja. Sekarang sedang bener-bener menikmati waktu sama Kay. Dia mulai bisa bercerita tentang sekolahnya, tentang apa maunya, terus bisa ketawa-ketawa bareng kayak punya teman jadinya :D
D: Kay, Didi pergi sebentar ya. Kay di rumah aja
K: Kay ikut Di
D: Didi sebentar aja kok
K: Bukan sebentar, Kay mau ikut!
D: Entar Bun sama siapa
K: Bukan sama Bun, Kau mau ikut!
D: Kay di rumah aja ya.
K: Bukan di rumah aja
Bisa begitu terus deh sampai besok kalau diladeni :D
Kay juga sering mancing-mancing supaya muncul kata "Bukan", entah mungkin lucu buatnya.
K: Ini lantai Bun (sengaja nunjuk dinding)
B: Itu Dinding, ini lantai
K: Bukaaan, itu lantai ini dinding
B: kebalik nak, itu Dinding, ini lantai
K: Bukaaaaaaaannn, itu lantaii (mulai senyum-senyum jahil)
Duh dikerjain Kay nih :D
Terus, jailnya itu loohh belajar dari siapa sih *tepok jidat*
K: (Sebentar dia sembunyiin mainannya, kemudian tanya ) Bun Bolanya mana?
B: Lah tadikan kay yag pegang
K: Ga tauu
B: Bun tadi liatnya di sini (Sambil sibuk nyari-nyari)
K: Ga ada
B: Coba cari lagi, eh dimana ya nak
K: Iniiiiiii diaaaaaa (senyum jahil)
Kayyiiiii...Kayyiiii
Bikin tambah gemes aja. Sekarang sedang bener-bener menikmati waktu sama Kay. Dia mulai bisa bercerita tentang sekolahnya, tentang apa maunya, terus bisa ketawa-ketawa bareng kayak punya teman jadinya :D
Sabtu, 24 November 2012
Familly Photo Session with Smallbites by Rittar
Waktu ikut di Seminar Tetralogy yang diadakan oleh Supermoms Indonesia, tidak ketinggalan juga ikutan kontes fotonya bertemakan "Anak dan Teknologi". alhamdulillah foto Kay menang dan kami pun dapat paket family photo dari Smallbites by Rittar.
Nah ini lah Hadiah kami :)
Nah ini lah Hadiah kami :)
Gadis Kecil
Gadis kecilku menjelang 2,5 tahun umurnya. Mulai menampakkan kemampuan imajinasi dan berpikir yang unik menurutku untuk anak seusia itu. Lucu, sederhana, kadang dibuat takjub bagaimana itu bisa muncul dari anak seusianya.
Perhatian kecil namun besar sekali menyentuh hati Bundanya. Menyentuh jauh ke dalam. Yang kadang menyentak kapan aku terakhir kali aku memberi perhatian kecil namun berarti untuk Mama.
"Bun, pelan-pelan turunnya nanti jatuh" ujarnya ketika aku menuruni anak tangga.
" Sini Bun berat" katanya sambil mengambil keranjang belanja yang belum terisi dg ringan ku bawa.
"Bun sakit ya, sinih" mengamit jariku yang terjepit pintu
"Kay sayang Bubun, sayang Didi" sambil memeluk kencang dengan senyum manja.
Ya itu gadis kecilku.
Ucapan-ucapan lucunya membuat kami geli tertawa.
"Didi mamam pohon ya "ujarnya dengan tampang aneh melihat Didi memakan daun kemangi
"Pinjam hidungnya Bun, lepas dong" tapi begitu aku membalas ia menjawab "Ga bisa hidung Kay nempel kuat"
ya itulah gadis kecilku :D
Perhatian kecil namun besar sekali menyentuh hati Bundanya. Menyentuh jauh ke dalam. Yang kadang menyentak kapan aku terakhir kali aku memberi perhatian kecil namun berarti untuk Mama.
"Bun, pelan-pelan turunnya nanti jatuh" ujarnya ketika aku menuruni anak tangga.
" Sini Bun berat" katanya sambil mengambil keranjang belanja yang belum terisi dg ringan ku bawa.
"Bun sakit ya, sinih" mengamit jariku yang terjepit pintu
"Kay sayang Bubun, sayang Didi" sambil memeluk kencang dengan senyum manja.
Ya itu gadis kecilku.
Ucapan-ucapan lucunya membuat kami geli tertawa.
"Didi mamam pohon ya "ujarnya dengan tampang aneh melihat Didi memakan daun kemangi
"Pinjam hidungnya Bun, lepas dong" tapi begitu aku membalas ia menjawab "Ga bisa hidung Kay nempel kuat"
ya itulah gadis kecilku :D
Selasa, 06 November 2012
Saya Stay at Home Mom, Kamu?
Pasti pernah dengar opini-opini tentang Stay at Home Mom (SAHM) vs Working Mom (WM). Kadang saya merasa aneh, saling mencibir padahal kita sama-sama perempuan. Bagi saya, apa pun itu, sama saja, toh balik-balik lagi perempuan adalah seorang ibu dan isteri. Tinggal bagaimana mereka memainkan perannya masing-masing.
Saya adalah SAHM, SAHM pilihan saya ketika menikah. Calon suami pun saya beritahu beserta alasan-alasan. Awalnya dia ga yakin, mungkin takut saya bosan. Ketika saya mulai kelihatan bosan ini yang selaliu suami saya tanyakan "Bun mau Kerja ta?". Dan jawaban saya selalu sama, ibu rumah tangga adalah pilihan saya. Dan saya bahagia saya masih bisa memilih. Untuk sebagian perempuan mungkin tidak berada di posisi saya, ada keharusan dan keterpaksaan yang akhirnya membuat mereka harus menjadi WM atau SAHM.
Saya adalah SAHM, SAHM pilihan saya ketika menikah. Calon suami pun saya beritahu beserta alasan-alasan. Awalnya dia ga yakin, mungkin takut saya bosan. Ketika saya mulai kelihatan bosan ini yang selaliu suami saya tanyakan "Bun mau Kerja ta?". Dan jawaban saya selalu sama, ibu rumah tangga adalah pilihan saya. Dan saya bahagia saya masih bisa memilih. Untuk sebagian perempuan mungkin tidak berada di posisi saya, ada keharusan dan keterpaksaan yang akhirnya membuat mereka harus menjadi WM atau SAHM.
Jika WM di pandang sebelah mata, dan menjadi SAHM lebih baik, berarti pandangan kita terhadap wanita ga move on dong dari jaman Kartini dulu. Di mana anggapan wanita itu ya di rumah kodratnya. Bekerja untuk sebagian wanita bisa jadi untuk membantu ekonomi keluarga atau untuk aktualisasi. Ada juga sebagian berpendapat istri perlu untuk bekerja, bila suami wafat, keadaan ekonomi keluarga masih tetap ada yang menyangga. Ada juga yang bependapat jika suami istri bercerai, istri masih sanggup membiayai diri dan anaknya. Jika untuk aktualisasi, apakah salah?tidak sama sekali. Saya pernah membaca, usia-usia produktif adalah usia dimana manusia butuh aktualisasi, butuh eksistensi dalam hidup, butuh pemberdayaan diri untuk meningkatkan kualitas hidup. Nah berarti ini kebutuhan secara psikis manusia kan. Berarti ga salah dong selama ia masih bisa mengatur kehidupan rumah tangganya dan tidak melepas tanggung jawab sebagai seorang isteri dan ibu. Toh kehidupan tiap pintu rumah itu beda-beda dan tidak bisa disamaratakan.
Jika anggapan SAHM lebih mudah dan santai dibanding WM, karena tidak menghadapi tumpukan kerjaan, tidak pusing manajemen ASIP karena tiap menyusui bisa kapan saja, atau tidak harus kena omelan atasan setiap hari, tidak menghadapi macet, bisa tidur siang, santai. Bagi WM bekerja sehari adalah delapan jam atau lebih, bagi SAHM seluruh waktu dalam sehari dihabiskan untuk bekerja. Mulai dari mengurus keperluan anak, suami, rumah tangga. Bahkan kadang mengurus dirinya sendiri tidak sempat. Tanggung jawab mengasuh dan mendidik anak juga terasa lebih berat. "Ibunya dirumah kok ga becus mengurus anak" haaah!!pernah dengar pendapat seperti itu kan. Sangking sibuknya berjibaku dengan tetek bengek urusan rumah tangga, tak ada lagi wak tu bersosialisasi, meningkatkan potensi diri, merasa bahagia, dan menikmati "me time". Sumbu kesabaran terhadap anak pun kadang lebih pendek, cepat tersulut ketika urusan rumah tak terhandle baik dan anak rewel.
SAHM dan WM mempunyai peran yang berbeda tapi tetap sama sebagai seorang ibu dan isteri. Saling menilai negatif tidak menjadikan diri kita lebih baik juga kan. Pernah melihat foto gambaran tentang super mom yang sering dipasang di profile pic BB? seorang wanita dengan tangan yang banyak, satu tangan memegang sapu, pel-pelan, alat masak tangan lain memegang anak yang sedang menangis, dan sebagian lainnya memegang laptop. Mau itu adalah SAHM atau WM, bukankah dengan menjadi seorang Ibu sudah menjadiikan diri kita adalah SUPER MOM .
SAHM dan WM mempunyai peran yang berbeda tapi tetap sama sebagai seorang ibu dan isteri. Saling menilai negatif tidak menjadikan diri kita lebih baik juga kan. Pernah melihat foto gambaran tentang super mom yang sering dipasang di profile pic BB? seorang wanita dengan tangan yang banyak, satu tangan memegang sapu, pel-pelan, alat masak tangan lain memegang anak yang sedang menangis, dan sebagian lainnya memegang laptop. Mau itu adalah SAHM atau WM, bukankah dengan menjadi seorang Ibu sudah menjadiikan diri kita adalah SUPER MOM .
Senin, 22 Oktober 2012
Jumat, 19 Oktober 2012
Lagu Anak ya Pasnya Untuk Telinga Anak-Anak
Fenomena sekarang kalau anak-anak hapal dan suka lagu-lagu dewasa sepertinya sudah wajar. Orang tua banyak yang tidak masalah. Kan mereka yang memperdengarkan pada anak-anaknya. Memang seru ya kalau anak menyukai jenis musik,band favorit, atau lagu kesukaan kita. Tapi apa iya sesuai umurnya?eh tapi balik lagi ya pola pengasuhan dan pendidikan terletak di masing-masing orang tua. Saya hanya mengungkapkan kesedihan tak ada acara,lagu, dan idola-anak-anak yang sesuai lagi dengan usia mereka. Saya tumbuh dengan lagu-lagu anak, acara-acara anak-anak banyak distasiun tv, idola anak pun banyak. Sekarang idolanya anak-anak kalau tidak Elmo, Barney, atau Dora.
Lagu anak menurut saya mempunyai bahasa yang sederhana dengan kata yang diulang-ulang, hentakan musik yang sederhana, dan irama pelan. Ini yang saya perhatikan pada Kay, ia sudah mendengar satu lagu berulang-ulang kemudian mendengar lagu itu dengan intro yang berbeda, Kay bisa menebak lo itu lagu yang biasa dia dengar. Entah ada hubungannya atau tidak tapi saya rasa kemampuan mendengarnya terhadap lagu itu jadi terasah. Lagu-lagu anak yang riang biasanya membawa mood Kay menjadi lebih ceria. Kalau sudah mendengar lagu Kay akan menari, menyanyi, dan ketawa-ketawa. Dan satu lagi yang membuat saya harus bilang WOW terhadap lagu anak, Kay bisa menghitung satu sampai sepuluh dan one to ten pada umurnya yang belum 2 tahun saat itu karena lagu. Karena sering mendengar dan menyanyikan lagu "Satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan, sapa rajin ke sekolah cari ilmu sampai dapat"(lupa apa judulnya) dan lagu Elmo "Counting to four".
Adalah masanya kami akan menikmati lagu atau musik favorit kami bersama atau malah saling berargumentasi lagu mana yang paling keren. Tapi saya pikir bukan sekarang, biarlah telinganya diperkaya dengan lagu-lagu anak karena itulah yang pas untuknya.
Senin, 15 Oktober 2012
Lulus Toilet Training
Momen tidak mengompol lagi harusnya menjadi yang tidak dilupa
Kok yaa saya nggak inget sejak kapan Kay tidak mengompol lagi
Baik saat malam maupun siang hari bebas bau pesing.
Mungkin sejak dua atau tiga bulan lalu..
Saya memang jarang sekali memakaikan Kay popok sekali pakai (pospak)
Sejak ia bayi, kecuali pergi ke luar rumah, hanya pakai popok kain saja
Hemaaaat itu keuntungan pertama yang saya dapet.
Tau sendirikan pospak bukan barang murah,jadi kayak mendapat harta karun saja kalau ada diskonan
Ketika belanja bulanan, saya melihat satu keluarga bisa satu troli sendiri untu pembelian pospak
Wooww berapa pengeluaran mereka ya untuk itu,saya sering bertanya dalam hati
Saya paling-paling satu bungkus isi 12 buah untuk satu bulan
Capeknya tidak pakai pospak yaaaa cucian banyak, jemuran penuuuh terus, strikaan menggunung, nungguin matahari kalau musin hujan.
Kenapa nggak ke clodi?dulu sempat cari-cari info tentang clodi. Clodi dengan bahan yang berbagai jenis belum tentu kulit anak cocok. Jadi paling aman dicobain satu-satu.Karena pengalaman ruam popok dan Infeksi Saluran Kemih yang dialami Kay jadi saya nggak mau main coba-coba. Hihihi padahal clodi pilihan yang oke juga. Mungkin anak kedua kali yah :p
Entah Kay usia berapa bulan,saya males mengganti popok kain malam-malam
Kay juga mulai sering terganggu dengan alas tidur yang basah
Akhirnya tergoda memakai pospak
Karena kemalasan dan susah bangun tiap 4jam untuk mengganti pospak alhasil Kay muncul ruam-ruam disekitar pangkal paha. cukup lama hilangnya.
Saya pun kembali ke popok kain.
Usia 9 bulan ketika ia sudah tegak duduk dan bisa duduk sendiri, saya mulai membiasakan Kay untuk pipis di toilet.
Setiap dua jam saya antar Kay ke toilet
Sampai akhirnya saya tau sinyal-sinyal Kay ingin pipis atau BAB
Tapi karena belum bisa bilang kalau dia kebelet
yah pasti ada kejadian ngelap pipis dilantai, lari-lari dari dapur pas Kay digendong eh udah pipis duluan
atau baru lepas celana kay tiba-tiba "plup"Kay udah pup duluan di tempat tidur atau lantai hihihi..
Ketika Kay sudah mulai bisa bicara, saya aja ajarkan untuk bilang ke Bubunnya kalau sudah kebelet.
awalnya lancar,nggak ada ngelap-ngelap lantai lagi
Karena asik main Kay sering ngompol dan pup dicelana dan saya sudah terbiasa dengan menunggu Kay kasih info kalau kebelet jadi jarang ngeh dengah sinyal-sinyalnya
Ternyata ga semudah dibanyangkan selanjutnya,kami kembali lagi pada saat harus tiap dua jam sekali antar ke toilet. Tapi itu proses yaaah dinikmati saja namanya juga belajar ya nak
Saya juga membiasakan Kay pipis jongkok, ini memudahkan jika berpergian dan di toilet umum bukan dengan wc duduk.
Kami pernah mengalaminya pas sedang liburan ke Taman Safari, Kay yang sudah ga bisa pipis di pospak lagi dan semua toilet dengan wc jongkok yg ia belum terbiasa, sedih melihatnya menahan pipis. Saya menyuruhnya pipis saja di pospak, Kay nggak mau tapi karena ia sudah tidak biasa.
Akhirnya saya mulai pede pergi kemana-mana tidak dengan pospak. Ini mudah saja karena Kay sudah mantap dengan toilet dan bebas pospak. Cuma Bunnya saja yang kurang pede hihihihi
Tahapan selanjutnya saya mulai ngeh sinyal kalau Kay ingin pipis ketika tidur malam
Yang tadinya nyenyak mulai rewel dan gelisah, buru-buru deh bawa ke toilet
Tapi kalau saya udah ngantuk banget, pagi pagi sudah mandi ompol hahahaha
Jika kasur bersih di pagi hari, Kay bangun pagi langsung saya bawa ke toilet
Semakin ia besar semakin pintar dalam hal ini. Ia mulai bisa membangunkan Bunnya ditengah malam untuk pipis. Sampai akhirnya saya tak menyadari ia tidak pernah mengompol lagi.
Selamat ya nak, Kay sangat hebat melalui tahap ini.
Kok yaa saya nggak inget sejak kapan Kay tidak mengompol lagi
Baik saat malam maupun siang hari bebas bau pesing.
Mungkin sejak dua atau tiga bulan lalu..
Saya memang jarang sekali memakaikan Kay popok sekali pakai (pospak)
Sejak ia bayi, kecuali pergi ke luar rumah, hanya pakai popok kain saja
Hemaaaat itu keuntungan pertama yang saya dapet.
Tau sendirikan pospak bukan barang murah,jadi kayak mendapat harta karun saja kalau ada diskonan
Ketika belanja bulanan, saya melihat satu keluarga bisa satu troli sendiri untu pembelian pospak
Wooww berapa pengeluaran mereka ya untuk itu,saya sering bertanya dalam hati
Saya paling-paling satu bungkus isi 12 buah untuk satu bulan
Capeknya tidak pakai pospak yaaaa cucian banyak, jemuran penuuuh terus, strikaan menggunung, nungguin matahari kalau musin hujan.
Kenapa nggak ke clodi?dulu sempat cari-cari info tentang clodi. Clodi dengan bahan yang berbagai jenis belum tentu kulit anak cocok. Jadi paling aman dicobain satu-satu.Karena pengalaman ruam popok dan Infeksi Saluran Kemih yang dialami Kay jadi saya nggak mau main coba-coba. Hihihi padahal clodi pilihan yang oke juga. Mungkin anak kedua kali yah :p
Entah Kay usia berapa bulan,saya males mengganti popok kain malam-malam
Kay juga mulai sering terganggu dengan alas tidur yang basah
Akhirnya tergoda memakai pospak
Karena kemalasan dan susah bangun tiap 4jam untuk mengganti pospak alhasil Kay muncul ruam-ruam disekitar pangkal paha. cukup lama hilangnya.
Saya pun kembali ke popok kain.
Usia 9 bulan ketika ia sudah tegak duduk dan bisa duduk sendiri, saya mulai membiasakan Kay untuk pipis di toilet.
Setiap dua jam saya antar Kay ke toilet
Sampai akhirnya saya tau sinyal-sinyal Kay ingin pipis atau BAB
Tapi karena belum bisa bilang kalau dia kebelet
yah pasti ada kejadian ngelap pipis dilantai, lari-lari dari dapur pas Kay digendong eh udah pipis duluan
atau baru lepas celana kay tiba-tiba "plup"Kay udah pup duluan di tempat tidur atau lantai hihihi..
Ketika Kay sudah mulai bisa bicara, saya aja ajarkan untuk bilang ke Bubunnya kalau sudah kebelet.
awalnya lancar,nggak ada ngelap-ngelap lantai lagi
Karena asik main Kay sering ngompol dan pup dicelana dan saya sudah terbiasa dengan menunggu Kay kasih info kalau kebelet jadi jarang ngeh dengah sinyal-sinyalnya
Ternyata ga semudah dibanyangkan selanjutnya,kami kembali lagi pada saat harus tiap dua jam sekali antar ke toilet. Tapi itu proses yaaah dinikmati saja namanya juga belajar ya nak
Saya juga membiasakan Kay pipis jongkok, ini memudahkan jika berpergian dan di toilet umum bukan dengan wc duduk.
Kami pernah mengalaminya pas sedang liburan ke Taman Safari, Kay yang sudah ga bisa pipis di pospak lagi dan semua toilet dengan wc jongkok yg ia belum terbiasa, sedih melihatnya menahan pipis. Saya menyuruhnya pipis saja di pospak, Kay nggak mau tapi karena ia sudah tidak biasa.
Akhirnya saya mulai pede pergi kemana-mana tidak dengan pospak. Ini mudah saja karena Kay sudah mantap dengan toilet dan bebas pospak. Cuma Bunnya saja yang kurang pede hihihihi
Tahapan selanjutnya saya mulai ngeh sinyal kalau Kay ingin pipis ketika tidur malam
Yang tadinya nyenyak mulai rewel dan gelisah, buru-buru deh bawa ke toilet
Tapi kalau saya udah ngantuk banget, pagi pagi sudah mandi ompol hahahaha
Jika kasur bersih di pagi hari, Kay bangun pagi langsung saya bawa ke toilet
Semakin ia besar semakin pintar dalam hal ini. Ia mulai bisa membangunkan Bunnya ditengah malam untuk pipis. Sampai akhirnya saya tak menyadari ia tidak pernah mengompol lagi.
Selamat ya nak, Kay sangat hebat melalui tahap ini.
Sabtu, 13 Oktober 2012
Keberanian Besar si Tubuh Mungil
Hari ini, saya mengajak Adik dan Kay makan di luar
Malam minggu, suami jauh,galau rasanya kalau tidak kemana-mana
Akhirnya kami memutuskan makan di luar
Walau sebenarnya ingin duduk santai menikmati suasana selain di rumah
Pesanan sudah datang, percakapan sudah ngalor ngidul
Tiba-tiba "Bun...."kata Kay sambil memasang mata kucing yang memelas
"Oh, Adek mau balon" sepertinya pramusajinya mendengar percakapan kami.
Wuih Kay senengnya seperti Bun ketika dapat arisan hihi
"Bun..." katanya lagi. Tanpa perlu melanjutkan saya sudah menangkap maksudnya
Kay tidak suka dengan bentuk balon pedang.
Ia terus melirik Mbak di meja sebelah yg memakai balon di kepalanya
"Kay mau balon yang kayak gitu" tanya saya
Kay menarik tangan saya supaya berdiri dan meminta lagi pada pramusaji
"Kay kalo mau balon lagi bilang sama Tantenya"
"Kay deketin Tantenya minta baik baik ya"
"Nggak mau" kata Kay
"Kalau Kay nggak bilang apa maunya Kay, Tantenya nggak akan tahu nak. Ayo Kay berani kok"
Kay memang agak lama merasa nyaman berhadapan dengan orang baru. Banyak yang mencapnya sebagai anak pemalu karena ini.
Tanpa saya duga dia turun dari kursi dan berlari mendekati pramusaji
Dari jauh saya melihan si mungil itu
"Tante, aku mau balon yang ada di sini (menunjuk kepalanya)" si pramusaji tertawa.
"Ohhh mau di ganti, yuk kita ganti yah"
Diujung percakapan mereka, Kay mengucapkan "Makasi Tante"
Pingin nangis rasanya karena terharu
Si Mungil ini berani mengutarakan keinginannya kepada orang baru baginya
saya cium pipinya "Bun bangga padamu nak"
Malam minggu, suami jauh,galau rasanya kalau tidak kemana-mana
Akhirnya kami memutuskan makan di luar
Walau sebenarnya ingin duduk santai menikmati suasana selain di rumah
Pesanan sudah datang, percakapan sudah ngalor ngidul
Tiba-tiba "Bun...."kata Kay sambil memasang mata kucing yang memelas
"Oh, Adek mau balon" sepertinya pramusajinya mendengar percakapan kami.
Wuih Kay senengnya seperti Bun ketika dapat arisan hihi
"Bun..." katanya lagi. Tanpa perlu melanjutkan saya sudah menangkap maksudnya
Kay tidak suka dengan bentuk balon pedang.
Ia terus melirik Mbak di meja sebelah yg memakai balon di kepalanya
"Kay mau balon yang kayak gitu" tanya saya
Kay menarik tangan saya supaya berdiri dan meminta lagi pada pramusaji
"Kay kalo mau balon lagi bilang sama Tantenya"
"Kay deketin Tantenya minta baik baik ya"
"Nggak mau" kata Kay
"Kalau Kay nggak bilang apa maunya Kay, Tantenya nggak akan tahu nak. Ayo Kay berani kok"
Kay memang agak lama merasa nyaman berhadapan dengan orang baru. Banyak yang mencapnya sebagai anak pemalu karena ini.
Tanpa saya duga dia turun dari kursi dan berlari mendekati pramusaji
Dari jauh saya melihan si mungil itu
"Tante, aku mau balon yang ada di sini (menunjuk kepalanya)" si pramusaji tertawa.
"Ohhh mau di ganti, yuk kita ganti yah"
Diujung percakapan mereka, Kay mengucapkan "Makasi Tante"
Pingin nangis rasanya karena terharu
Si Mungil ini berani mengutarakan keinginannya kepada orang baru baginya
saya cium pipinya "Bun bangga padamu nak"
Rabu, 26 September 2012
Main Diluar Yuk!
"Let's the children play, because it is their world"
Yess. Saya setuju banget dengan kata-kata di atas. Rasa-rasanya ingin balik ke masa kecil yang kerjaan maiiin mulu tanpa perlu memikirkan beratnya hidup di ibu kota. *eaaa curhat*. Eh tapi tahu nggak, anak-anak belajar melalui bermain loh. Ketika bermain anak merasa bahagia, bisa mengekspresikan semua perasaannya, akhirnya merangsang saraf-saraf otaknya cepat bersambungan. Dengan hal-hal yang kita anggap sepele dalam bermain ternyata menjadi cara menyenangkan anak untuk belajar. Contohnya permainan peran seperti ibu-ibuan,dokter-dokteran,sekolah-sekolahan ternyata manfaatnya membuat anak percaya diri bahwa ia juga bisa melakukan hal-hal yang dilakukan orang dewasa dan mengasah anak berimajinasi.
Lebih seneng main di dalam ruangan atau di luar?pasti di luar ya. Nah anak-anak apalagj, pasti nggak bisa lihat pintu kebuka dikit,langsung weerrrrrr udah nggak kelihatan batang hidungnya. Memang menyenangkan main di luar bisa bebas kesana kemari, kena matahari,keringetan. Main di luar termasuk permainan aktif kali ya. Semua anggota badan anak ikut bergerak sehingga merangsang kemampuan kinestetiknya ikut berkembang menyeimbangakn motorik halus dengan kasarnya. Biasanya dirumah motorik halusnya terasah dengan menyusun balok,memegang crayon,menggambar dan menulis, ketika diluar anak berlari, duduk, jongkok, jalan, lompat. Keseimbangan motorik halus dan kasar ini menurut yang saya tahu dan saya baca nantinya mempengaruhi perkembangan psikologis mereka.
Ketika Kay main di luar, saya melihat Kay mengembangkan kemampuan sosialisasinya dan emosionalnya. Apa itu berteman, kosakatanya juga bertambah, menghadapi anak lain yang punya karakter berbeda dengannya. Kay juga belajar berbagi mainan, merasakan sedih, marah dan kesal ketika mainannya direbut, tertawa senang bahagia ketika permainannya seru. Wow ternyata banyak ya manfaatnya.
Kay ngambek bola direbut |
Kay pinjam mainan Mas Reyhan |
main sm Didi |
Langganan:
Postingan (Atom)